Amarah Warga Sampit Bisa Memuncak, Ancam Hentikan Truk Masuk Kota

truk masuk kota sampit
BELUM ADA SOLUSI: Truk melintas di jalanan Kota Sampit beberapa waktu lalu. (RADO/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, RadarSampit.com – Belum jelasnya penanganan jalan lingkar selatan berpotensi membuat amarah warga memuncak. Pasalnya, selama ruas itu rusak parah, angkutan berat bakal terus melenggang dalam Kota Sampit. Warga mengancam akan turun langsung menghentikan truk masuk kota.

”Pekan ini, kalau tidak selesai dan tidak ada kejelasan, masyarakat yang akan turun tangan dan menghentikan armada truk yang melintas dalam Kota Sampit,” kata Bima Santoso, anggota Komisi IV DPRD Kotim, Senin (1/8).

Bacaan Lainnya

Bima menuturkan, kegelisahan masyarakat semakin tidak terbendung. Apalagi angkutan yang melintas berbobot besar. Di atas 10 ton. Bahkan, ada yang sampai sekitar 18 ton. Monster jalanan tersebut akan semakin menambah kerusakan jalan kota serta sangat membahayakan keselamatan pengguna jalan lainnya.

”Jangan sampai masyarakat yang turun tangan mengambil tindakan, karena masyarakat yang merasa kesulitan kalau jalan dalam kota rusak,” tegasnya.

Baca Juga :  Mal Pelayanan Publik Masih Kurang Anggaran, Minta Tambah Segini

Dia berharap pengusaha angkutan dan perkebunan yang menggunakan jalur lingkar selatan, agar lebih peka dan peduli menindaklanjuti perbaikan ruas tersebut. Apalagi satu perusahaan diasumsikan hanya menyumbang sekitar Rp 67 juta. Besaran itu dinilai sangat ringan bagi perusahaan besar yang selama ini mengeruk keuntungan saat melintasi jalan dalam Kota Sampit.

”Ada warga yang sudah ingin turun tangan tadi malam (Minggu, Red), menghentikan truk (masuk kota) di jalan. Truknya roda 10 yang melintas dari Jalan Samekto, melintas di Jalan Tjilik Riwut sampai Kapten Mulyono. Banyak kendaraan mengantre di belakangnya, karena bobotnya terlalu besar dan berat,” ujar Bima.

Politikus PKB ini juga meminta Pemkab Kotim agar menekan perusahaan merealisasikan kesepakatan itu. ”Ini urusan marwah pemerintah daerah. Kepala daerah sudah turun tangan di jalan lingkar. Ketika perusahaan ogah-ogahan, sudah selayaknya dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap investasi yang pelit berkontribusi,” tandasnya.

Bupati Kotim Halikinnor sebelumnya mengancam akan menutup jalan dalam Kota Sampit apabila perusahaan tak ikut membantu penanganan jalan lingkar selatan. Namun, dalam rapat perdana yang digelar pekan lalu, belum ada kesepakatan dengan perusahaan. Pemkab memberikan waktu sepekan untuk menyepakati penanganan ruas tersebut.



Pos terkait