Berlumut dan Ditumbuhi Rumput

Pesawat jenis C-45 Dakota RI 002
TAK TERAWAT : Pesawat jenis C-45 Dakota RI 002, di monumen Palagan Sambi Kawasan Bundaran Pancasila mulai ditumbuhi lumut dan baling-balingya ditumbuhi rumput liar, Senin (8/3).(ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN)

Monumen Pesawat Dakota RI 002 Tidak Terawat  

Saksi bisu peristiwa penerjunan pertama pasukan payung di Desa Sambi, Kecamatan Arut Utara pada zaman penjajahan kembali berlumut dan tak sedap dipandang.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

============

Pesawat dengan jenis C-47 Dakota dengan nomor RI 002 yang berada di monumen Palagan Sambi di kawasan Bundaran Pancasila, Kota Pangkalan Bun tak terawat.  monumen pesawat Dakota RI 002 yang menjadi salah satu ikon di jantung Kota Pangkalan Bun itu sudah dihibahkan oleh TNI AU kepada pemerintah Kabupaten Kobar dan terakhir kali dicat ulang pada tahun 2018.

Saat dikonfirmasi terkait kewenangan SOPD dalam pemeliharaan monumen pesawat Dakota RI 002 itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kobar, Bambang Djatmiko menegaskan bahwa pihaknya sejauh ini hanya bertanggung jawab terhadap pemeliharaan taman di kawasan monumen Palagan Sambi. “Untuk siapa yang berwenang kami belum jelas mas, kendati demikian pada tahun 2018 pesawat tersebut sudah dihibahkan oleh TNI AU kepada Pemkab Kobar,” ungkapnya, Selasa (9/3).

Baca Juga :  Vaksinasi Ternak Untuk Kendalikan Penyakit Mulut dan Kuku

Ia juga menyebut bahwa tahun 2018 itu DLH pernah mendapat suntikan anggaran dari Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar Rp50 juta untuk pengecatan badan pesawat.

Hal itu dibenarkan oleh Kabid Aset BPKAD Kotawaringin Barat Retno Widowati bahwa pesawat tersebut sudah menjadi aset yang tercatat menjadi milik daerah. “Untuk aset tercatat di Setda Kobar, untuk penganggaran pemeliharaan pesawat berada di Dikbud bekerjasama dengan AURI. Untuk pengelolaan taman DLH Kobar dan pembenahan fisik taman PUPR. Ada MoU antara Dikbud dan AURI perihal pemeliharaan pesawat,” imbuhnya.

Mensikapi hal itu anggota Komisi B DPRD Kobar Alman Riansyah mengatakan bahwa sebagai salah satu ikon Kabupaten Kobar ia menyayangkan bahwa monumen tersebut tidak terawat dengan baik. Sebagai bagian dari sejarah perjuangan bangsa, monumen Palagan Sambi harusnya menjadi pengingat bagi generasi muda agar mengetahui perjuangan dalam melawan penjajah pada masa silam.

“Sudah seharusnya mendapat perhatian serius oleh pemerintah daerah, selain sebagai pengingat sejarah generasi muda, juga sebagai wahana untuk mempercantik kota terlebih tempatnya berada di tengah kota,” ujarnya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *