JAKARTA, radarsampit.com – Sekitar 29 juta atau 11,75 persen penduduk Indonesia adalah lansia. Angka harapan hidup juga meningkat menjadi 74 tahun dari sebelumnya 68,4 tahun. Indonesia disebut telah memasuki masa aging population atau penuaan penduduk.
Pada Susenas Maret 2023 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) memotret kondisi lansia di Indonesia (lihat grafis). Dengan kondisi yang ada saat ini, satu penduduk usia produktif memiliki tanggungan 17 lansia. Tiga dari sepuluh rumah tangga memiliki lansia dan 65,25 persen dari rumah tangga tersebut kepala rumah tangganya adalah lansia.
Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 sudah ada strategi untuk antisipasi masuk aging population. Peraturan presiden Nomor 88 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional Kelanjutusiaan (Stranas Kelanjutusiaan) menjadi payung hukumnya.
Ada lima tindak lanjut yang akan dilakukan. Pertama peningkatan perlindungan sosial, jaminan pendapatan, dan kapasitas individu. Kedua peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup lanjut usia.
Ketiga pembangunan masyarakat dan lingkungan ramah lanjut usia dan keempat penguatan kelembagaan pelaksana program kelanjutusiaan. Lalu kelima adalah penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan terhadap hak lanjut usia.
Salah satu untuk meningkatkan kualitas hidup adalah dengan menjaga agar tetap sehat. Menurut Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono Harbuwono skrining kesehatan perlu didukung.
”Skrining kesehatan harus dilakukan maksimal, yaitu didukung oleh pengetahuan medis yang baik,” ucapnya.
Jika dibiarkan, maka aging population ini akan ajadi momok. Menurut Dante Indonesia akan memiliki 20 persen atau sekitar 50 juta jiwa lansia pada 2045 nanti. Jika kondisi sekarang satu orang usia produktif menanggung 17 lansia, lalu bagaimana dengan 2045?
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh tim Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) terdapat empat pilar utama dalam menjaga keseimbangan hidup para lansia.
