SAMPIT, radarsampit.com – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor meminta kepada camat dan kepala desa mengaktifkan kembali pos pelayanan teknologi (posyantek).
“Saya minta posyantek di kecamatan maupun desa diaktifkan lagi, sehingga bisa selalu berinovasi menciptakan teknologi tepat guna yang bermanfaat bagi masyarakat,” kata Halikinnor.
Menurut Halikinnor, ada saja warga yang berinovasi demi memudahkan kerja mereka. Hal tersebut perlu didukung dan diarahkan agar inovasi yang dihasilkan tersebut bisa didaftarkan.
“Misalnya petani, dia berpikir bagaimana cara memudahkan pekerjaannya, sebenarnya ada inovasi yang mereka buat, cuma kadang-kadang kita tidak tahu, tidak terdaftar. Sebenarnya bisa saja kepala desa itu mencek di daerahnya, melihat daerah ini punya inovasi. Kenapa kita minta itu diaktifkan, supaya yang ada temuan atau inovasi bisa didaftarkan, sehingga nanti diikutkan lomba,” sebutnya.
Hal tersebut disampaikan Halikinnor saat membuka kegiatan Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) Kotim tahun 2023. Halikinnor berharap lomba inovasi tersebut menjadi wadah bagi masyarakat umum untuk berkreasi dan berinovasi di bidang TTG.
“Saat ini pesertanya masih banyak dari sekolah, saya ingin tahun depan semua berpartisipasi baik dari kecamatan maupun desa, pasti ada inovasi di sana. Inovasi itu kan dibuat untuk memudahkan kita, dengan hasil yang maksimal,” ucapnya.
Dirinya juga berharap lomba inovasi TTG dapat memberikan manfaat bagi pembangunan di desa melalui posyantek yang ada di kecamatan dan desa. Diharapkan nantinya masyarakat desa dapat menggunakan TTG untuk mendorong produktivitas dan pertumbuhan ekonomi perdesaan serta pembangunan desa yang berkelanjutan untuk kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat menuju desa mandiri.
“Teruslah berinovasi dan berkarya untuk membuat terobosan baru yang berguna untuk masyarakat, jangan cuma diperlombaan saja, namun di luar dari perlombaan juga harus berinovasi, dan mencipta karya dangan ilmu pengetahuan yang dimiliki,” tandasnya.
Teknologi yang diciptakan harus tetap berbasis kearifan lokal serta berorientasi pada kelestarian lingkungan, sehingga dalam penerapan teknologi yang ada tidak mengurangi nilai sosial, maupun nilai budaya. (yn/yit)