Duh!!! Ratusan Warga Kotim Gangguan Jiwa

Ratusan Warga Kotim Gangguan Jiwa
DIPASUNG: Wabup Kotim Irawati menemukan ODGJ yang dipasung saat berkunjung ke Desa Tumbang Gagu, beberapa waktu lalu. (DINSOS KOTIM FOR RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Persoalan kesehatan jiwa di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) cukup mencengangkan. Ratusan warga Kotim terdata mengidap penyakit disabilitas mental atau disebut orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Berdasarkan data Dinkes Kotim, tercatat ada 464 jiwa warga Kotim yang tersebar di 17 kecamatan mengalami gangguan jiwa. Kasus ODGJ paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Mentaya Hilir Selatan sebanyak 89 jiwa dan Kotabesi 41 jiwa. Kasus paling sedikit ada di Kecamatan Antang Kalang sebanyak 3 jiwa mengalami gangguan kesehatan kejiwaan.

Bacaan Lainnya

Dari diagnosa dokter yang menangani, persoalan kesehatan jiwa yang dialami warga Kotim kebanyakan disebabkan adanya gangguan psikosis, skizofrenia paranaoid, skizofrenia residual, skizofrenia hebefrenik, hingga skizofrenia akut. Rata-rata usia yang mengalami ODGJ berkisar 20-70 tahun.

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial dan Penyandang Disabilitas Dinsos Kotim Sumidi mengatakan, Dinsos membantu memfasilitasi  penanganan ODGJ di Kotim mulai dari biaya transportasi pengobatan, membantu pengurusan kartu BPJS hingga rujukan ke Kalawa Atei, Palangka Raya. Namun, dari banyaknya kasus yang terjadi, tidak semua dapat difasilitasi.

Baca Juga :  Repotnya Dinsos Kotim Menangani ODGJ Keluyuran dan Meresahkan

”Kami terkendala anggaran serta belum ada wadah rehabilitasi skizofrenia untuk menampung mereka yang mengalami ODGJ. Kami hanya dapat membantu mengurus administrasi kesehatannya. Apabila tidak memiliki kartu BPJS, dibantu dicetakkan dan diarahkan untuk pengobatan, menanggung biaya transportasi, hingga rujukan ke Kalawa Atei (Palangka Raya),” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, kurangnya dukungan dari masyarakat dan semua pihak, khususnya pihak keluarga, membuat Dinsos Kotim kewalahan menangani ODGJ.

”Terkadang ada pihak keluarga yang menolak merawatnya. Padahal, sudah dilakukan pengobatan. Ada yang sembuh, ada yang kambuh lagi. Karena tidak ada dukungan dari lingkungannya, ada ODGJ yang keliaran di jalan. Kalau ada laporan warga, kami yang menangani dan membawa pulang ke rumah keluarganya,” ujarnya.

Bahkan, lanjutnya, belum lama ini ada ODGJ asal Desa Tumbang Mangkup berusia 20 tahun yang hamil karena perbuatan laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Anak hasil hubungan tersebut telah berusia 1 tahun lebih dan dirawat keluarganya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *