Gelar Bukber, Tausiah, dan Tadarus

NUR QOLBU
Buka puasa bersama di Masjid Nur Qolbu pada hari pertama bulan Ramadan, Kamis (23/3).

SAMPIT – “Marhaban ya Ramadan”.  Ucapan tersebut banyak terpampang di spanduk, baliho, dan berbagai media lainnya untuk menyambut datangnya bulan Ramadan.  Umat muslim pun menyambut Ramadan dengan suka cita, seperti halnya jemaah  Masjid Nur Qolbu, Jalan Pramuka, Sampit.

Pengurus Masjid Nur Qolbu menggelar berbagai kegiatan selama Ramadan. Misalnya, buka puasa bersama, tausiah tujuh menit setelah salat tarawih, dan tadarus malam.

Pantauan Radar Sampit di Masjid Nur Qolbu pada Kamis (23/3) petang, ada sekitar 60-an jemaah yang ikut buka puasa bersama di hari pertama Ramadan. Mereka berkumpul di teras bagian selatan masjid. Beragam makanan ringan atau takjil, kurma, semangka, teh hangat, es sirup, dan lainnya tersedia di sana.

Ketua Takmir Masjid Nur Qolbu Ustaz H Syarifuddin mengatakan, Masjid Nur Qolbu mengadakan buka puasa bersama mulai tanggal 1 Ramadan sampai akhir Ramadan.  Kegiatan ini terbuka untuk seluruh umat muslim.

”Siapa saja yang mau buka puasa di Masjid Nur Qolbu, silakan. Jika ada yang mau menyumbang takjil untuk berbuka, juga silakan,” ucap H Syarifuddin.

Baca Juga :  Legislator Ini Berharap Pemulihan Ekonomi Dapat Atasi Pengangguran

Lebih lanjut dia mengatakan, Masjid Nur Qolbu juga menggelar tausiah singkat usai salat tarawih. ”Namanya kultum, kira-kira tujuh menit saja tausiahnya. Usai salat tarawih dan witir, kita lanjutkan dengan tadarus malam,” ujarnya.

Pada malam pertama Ramadan, H Syarifuddin mengisi tausiah tentang anjuran umat muslim untuk menyambut Ramadan dengan gembira. ”Menyambut dengan suka cita itu bukan hanya melalui ucapan atau postingan di medsos, tapi juga dengan amalan. Misalnya dengan berpuasa sebulan penuh, memperbanyak ibadah, dan berbuat kebaikan,” ujar Syarifuddin.

H Syarifuddin juga mengungkapkan lima hal yang bisa merusak pahala puasa. Pertama, berkata dusta.  Berdusta adalah menyampaikan sesuatu yang berlainan dengan kenyataan. Jika dilhat dalam hal perbuatan, orang yang berdusta juga bisa berperilaku tidak sesuai dengan perkataannya.

Kedua, gibah, gosip, atau membicarakan keburukan orang lain. Kendati gibah tidak termasuk dusta, tapi membicarakan keburukan orang lain termasuk perilaku tercela yang dilarang Islam.



Pos terkait