Meskipun jumlah pangkalan di Kotim banyak, Radar Sampit tak begitu banyak menemukan pangkalan yang siap menjual elpiji. Banyak pangkalan yang tutup dan hanya ada tumpukan tabung kosong.
Ada pula pangkalan yang tetap berjualan, tapi hanya menjual elpiji kemasan 12 kg dan kemasan 5,5 kg. Sedangkan elpiji 3 kg yang selalu dicari masyarakat selalu dikatakan kosong.
Persoalan mencekiknya harga elpiji subsidi pernah ramai disorot pada Oktober 2022 lalu. Warga mengeluhkan elpiji yang sulit dicari. Kalaupun ada, harganya mencekik. Padahal, pasokan elpiji tak ada kendala.
Pemkab Kotim merespons sorotan masyarakat dan menyatakan akan menertibkan penjualan elpiji. Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah (Setda) Kotim Bahalap Ervar Agam saat itu mengatakan, saat elpiji dari agen diturunkan ke pangkalan, akan diawasi Satpol PP, sehingga diharapkan tidak ada pangkalan yang menjualnya ke warung eceran.
Akan tetapi, sampai Mei 2023, penertiban yang dilakukan belum terlihat. Berbeda dengan Pemkab Kotim, Pemkot Palangka Raya justru lebih responsif menyikapi keluhan rakyat dengan melakukan sidak dan membongkar praktik lancung bisnis elpiji subsidi tersebut. (hgn/ign)