SAMPIT, radarsampit.com – Harga tabung gas elpiji subsidi di wilayah Kota Sampit lebih ”gila” (lebih mahal) dibanding barang serupa yang gencar-gencarnya ditertibkan Pemerintah Kota Palangka Raya. Ironisnya, meski harganya mencekik, belum ada upaya penertiban yang dilakukan Pemkab Kotim. Tak segarang tim di Ibu Kota Provinsi Kalteng tersebut dalam membongkar penyimpangan subsidi tersebut.
Pantauan Radar Sampit, Rabu (10/5), sejumlah warung pengecer memajang tabung elpiji dengan kisaran harga Rp40-45 ribu. Di Jalan Muchran Ali, ada sekitar 10-15 tabung yang dipajang. Pedagang kompak menjual dengan harga Rp40 ribu per tabung. Sama halnya pengecer di Jalan Hasan Mansur, sekitar Pasar Al Kamal, juga dijual dengan harga Rp40 ribu.
Hal yang sama didapati di wilayah Baamang dan Mentawa Baru Ketapang. Namun, ada pula pengecer di Jalan DI Panjaitan yang menjual Rp45 ribu per tabung. Padahal, harga eceran tertinggi yang ditetapkan sebesar Rp22 ribu per tabung.
Murni, warga Baamang yang tinggal tak jauh dari pangkalan mengatakan, banyak pangkalan nakal yang setengah hati melayani warga sekitar terkait kebutuhan elpiji. Mereka hanya berniat mencari keuntungan dengan menjual kembali ke pelangsir dengan keuntungan Rp5-20 ribu per tabung.
Pelangsir itu kemudian mengantar ke berbagai warung pengecer. Penjualan yang berantai membuat harga elpiji di tingkat pengecer lebih mencekik. Padahal, elpiji 3 kg hanya boleh dijual untuk warga miskin dan pelaku UMKM.
”Kalau mau bongkar muat saya biasa mendengar suara petugas menurunkan tabung. Malamnya datang pelangsir mengangkut elpiji. Besoknya tinggal sedikit, siangnya sudah bilang habis. Jualannya ditutup, pangkalan rumahan atau pangkalan yang sambil usaha warungan itu suka begitu. Jualan elpiji hanya sehari dua hari, setelah itu tutup. Masyarakat sekitar banyak yang tidak kebagian jatah elpiji,” ujar Murni.
Ketua DPD Hiswana Migas Kotim Axcel Afriando Narang sebelumnya mengatakan, di Kotim ada enam agen dan 416 pangkalan yang tersebar di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Cempaga Hulu, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara, Pulau Hanaut, Seranau, Parenggean, Teluk Sampit, Tualan Hulu, Antang Kalang, dan Bukit Santuai.