Jadi Lautan Lumpur, Jalur Pangkalan Bun Kolam Nyaris Lumpuh

jalan berlumpur
BERLUMPUR: Kondisi Jalan Ahmad Shaleh ruas Pangkalan Bun menuju Kotawaringin Lama di Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Rabu (12/10) (Istimewa/Radar Pangkalan Bun)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Jalan Ahmad Shaleh ruas Pangkalan Bun menuju Kecamatan  Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, nyaris tak lagi dapat dilalui. Selain tergenang banjir, jalur tersebut kini dipenuhi lumpur.

Dua titik terparah berada di Kelurahan Raja Seberang dan Kelurahan Mendawai Seberang, Kecamatan Arut Selatan, ketinggian air di dua titik tersebut mencapai sepinggang orang dewasa.

Kendaraan roda empat berukuran kecil dan kendaraan roda dua dipastikan sudah tidak bisa lagi melintas, namun untuk kendaraan besar meski harus berhati-hati masih bisa melintas.

Meski demikian, kondisi tersebut membawa berkah bagi sebagian kecil masyarakat, menjadi pemandu dadakan dalam sehari mereka bisa meraup uang hingga ratusan ribu rupiah.

Menurut salah seorang pelintas, Roni menyampaikan sejatinya dua titik di ruas jalan provinsi tersebut sudah tidak layak lagi dilewati, lantaran genangan air terlalu dalam, dan dititik tersebut terdapat lubang yang dalam, sehingga rawan mobil terbalik bila dipaksakan melintas.

“Kalau untuk roda dua sudah tidak mampu lagi melewati dua titik itu, untuk kendaraan pikap saja air sudah melampui atas lantai mobil,” terangnya, Rabu (12/10).

Baca Juga :  PT. SSMS, Tbk Peduli Anak Berkebutuhan Khusus

Disebutkannya, keberadaan pemandu jalan dadakan di titik – titik tertentu sedikit membantu mereka, meskipun harus memberikan uang jasa sukarela.

Diungkapkannya untuk kendaraan roda empat biasanya memberikan tarif sebesar Rp5000 dan untuk kendaraan roda dua Rp3 ribu.

Lanjut dia, dengan kondisi tersebut sudah saatnya Dishub Kobar dan Polres Kobar melakukan rekayasa lalulintas, karena bila terdapat kendaraan yang terjebak dan mogok di lokasi tersebut dipastikan terjadi antrean panjang.

Sementara itu salah seorang sopir travel mengaku masih berani melintas lantaran kendaraan yang mereka gunakan dimodifikasi dibuat lebih tinggi.

“Kalau kita spekulasi saja, mau bagaimana lagi, penumpang harus kita antar ke tujuan, kendaraan juga sudah kita modifikasi sedemikian rupa, setidaknya air lepas dari mesin dan knalpot,” pungkasnya. (tyo/sla)



Pos terkait