SAMPIT, radarsampit.com – Anggota DPRD Kotim Riskon Fabiansyah menyoroti pelayanan puskesmas pembantu (pustu) di Kotim masih kurang maksimal.
Dia menerima informasi ada masyarakat yang ingin berobat, namun tenaga kesehatan (nakes) tidak ada di tempat menjalankan tugasnya.
”Jam operasional nakesnya tidak ada. Sayang sekali keberadaan pustu jadi tidak ada fungsinya. Masyarakat yang ingin berobat di lokasi terdekat harus mencari puskesmas dan rumah sakit yang berakibat menumpuknya antrean pasien di rumah sakit,” kata Riskon, Kamis (3/7).
Riskon berharap tak ada lagi nakes yang meninggalkan tanggung jawabnya bertugas.
Selain itu, pelayanan di pustu bisa semakin baik lagi untuk memberikan manfaat kepada masyarakat.
”Ini sudah saya sampaikan dan ditindaklanjuti oleh Kepala Dinkes Kotim. Ada beberapa pustu yang diberikan sanksi nakesnya diberhentikan,” ujarnya.
Selain itu, Riskon juga menanggapi Rumah Sakit Pratama Parenggean dan Rumah Sakit Pratama Samuda yang masih kekurangan tenaga dokter.
”Ini sudah ada solusinya, Dinkes akan menerapkan jadwal kunjungan dokter. Misalkan sebulan beberapa kali kunjungan dokter. Paling tidak ini bisa membantu mengurai antrean di RSUD dr Murjani Sampit,” ujarnya.
Riskon juga mendorong Dinkes Kotim mempercepat peningkatan akreditasi khususnya rumah sakit pratama yang masih tipe D.
”Secara legalitas, rumah sakit pratama tipe D sama levelnya dengan puskesmas. Ini juga berkaitan dengan peningkatan layanan, pemenuhan nakes dan sarana dan prasarana. Dengan upaya peningkatan tipe, secara tidak langsung rumah sakit pratama dapat meningkatkan layanannya yang bisa berdampak baik terhadap layanan masyarakat,” jelasnya. (hgn)