NANGA BULIK– Suasana Kota Nanga Bulik di hari pertama puasa agak berbeda dari biasanya. Masjid dan musala tampak dipenuhi warga yang menjalankan salat tarawih, Senin (12/4) malam. Namun pantauan koran ini, sejak senin siang, sudah banyak warung makan dan toko yang tutup untuk menyambut hari pertama puasa.
“Untuk menyambut awal Ramadan ini kita biasanya kumpul keluarga, jadi tidak jualan dulu 2-3 hari,” ungkap Amat, salah satu warga.
Kemudian di hari pertama puasa Kota Nanga Bulik seperti kota mati. Panas terik membuat banyak warga enggan beraktivitas di luar rumah. “Kendaraan hanya terlihat satu dua saja yang lewat,” ungkap Angga salah seorang warga yang ditemui Radar Sampit di Jalan Protokol Kota Nanga Bulik, Selasa (13/4) siang.
Suasana kehidupan kota baru terlihat setelah pukul 15.00 WIB. Saat jam pulang kerja ini, mulai terlihat banyak warga jalan-jalan mencari takjil. “Sayangnya tahun ini tidak ada pasar Ramadan. Jadi yang jualan terpencar-pencar,” ujar Lia, salah satu ibu rumah tangga yang tampak sibuk berjubel dengan pembeli mencari menu berbuka.
Untuk menghindari kerumunan warga di satu lokasi saja, pemerintah kabupaten maupun kelurahan tidak menyediakan fasilitas berjualan pasar ramadan seperti biasanya. Akibatnya para pedagang berjualan di depan rumah mereka masing-masing. (mex/sla)