Miris! Komoditas Warisan Kalimantan Terancam Tinggal Kenangan

Aktivitas pekerja rotan di wilayah utara Kabupaten Kotawaringin Timur
Aktivitas pekerja rotan di wilayah utara Kabupaten Kotawaringin Timur

SAMPIT, radarsampit.com – Komoditas rotan dan karet di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang menjadi andalan warisan turun-temurun terancam habis. Pasalnya, masyarakat kini kian gencar berpindah membudidayakan perkebunan kelapa sawit yang dinilai lebih menjanjikan.

”Memang kondisinya tidak menutup kemungkinan rotan dan karet akan hanya tersisa sedikit saja dari produksi selama ini. Ini tentunya bukan kabar baik untuk Kotim ke depannya,” kata Abdul Kadir, tokoh masyarakat di Baamang-Seranau, Selasa (16/7/2024).

Bacaan Lainnya

Menurut Kadir, yang disesalkan, warga membabat habis kebun rotan dan karetnya, kemudian mengganti dengan tanaman sawit. Semestinya, kalau pun ingin menanam kelapa sawit tidak harus membuang dua komoditas itu dari kebun.

”Kita ini masih banyak lahan kosong, jadi tentunya karet dan rotan harus tetap dipertahankan. Jangan sampai punah, karena itu salah satu komoditas andalan dan turun temurun di wilayah Kotim,” ujar Abdul Kadir.

Baca Juga :  Tujuh Pasien Meninggal dalam Sepekan

Sementara itu, Taufiq Riyadi, warga di Cempaga mengakui telah membabat kebun miliknya hampir tiga hektare. Dia mengganti dengan tanaman karet dan rotan dengan kelapa sawit.

”Permasalahannya, kami menunggu sampai kapan harga karet dan rotan ini baik? Daripada terlantar, saya memilih membuangnya dan mengganti dengan tanaman kelapa sawit dan akhirnya sudah dua tahun berjalan. Kemungkinan satu tahun lagi saya akan panen sawit,” katanya.

Dia menuturkan, di tengah kondisi saat ini, dua komoditas itu kalah produktif dibanding kelapa sawit. Menanam rotan dan karet hingga produksi, paling singkat memerlukan waktu 6-7 tahun. Itu pun hasilnya tidak ideal.

”Sudah saya kalkulasikan juga dan saya menunggu perbaikan harga sepuluh tahun, tapi karet dan rotan ini tidak ada perkembangan. Daripada kami pertahankan yang tidak bisa menghasilkan, lebih baik diganti,” ujarnya. (ang/ign)

 



Pos terkait