Museum Jadi Wadah Belajar Nonformal

Museum
BELAJAR: Sejumlah peserta yang bergantian saat menyimak penjelasan pengawas museum dalam kegiatan belajar bersama, di mana jumlahnya dibatasi sesuai anjuran prokes.

PALANGKA RAYA – Kegiatan belajar bersama yang diselenggarakan  Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalteng bersama UPT Museum Balanga disambut baik oleh para pelajar. Para pelajar bisa lebih mengenal benda-benda bersejarah yang jarang dilihat di tempat lain.

Salah seorang pelajar Deril Ardito Binti mengungkapkan, banyak barang-barang atau benda bersejarah yang baru pertama dilihatnya.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

“Saya pribadi baru melihat barang-barang ini, karena sebagian banyak sudah tidak lagi digunakan. Hanya sebagian kecil yang masih digunakan masyarakat. Dengan belajar bersama ini bisa mengetahui adat dan budaya Kalteng secara mendalam,” ucapnya, Kamis (23/9).

Deril mengatakan, tidak semua informasi didapatkan di bangku sekolah. Ada hal-hal yang harus digali sendiri, salah satunya dengan berkunjung ke museum.

“Kalau saya pribadi suka pembelajaran seperti ini, karena bisa lebih dipahami,” tukasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng Guntur Talajan berharap siswa yang mengikuti kegiatan tersebut bisa wawasan baru. Hal ini belum tentu didapatkan dalam pembelajaran formal di sekolah.

Baca Juga :  Bekas Bangunan Rumah Sakit Zaman Belanda, Rekreasi Literasi yang Menghibur

“Kami berharap siswa yang hadir bisa mengikuti kegiatan dengan baik, sehingga apa yang diberikan para narasumber bisa dimengerti dan dipahami. Jangan sia-siakan pembelajran nonformal ini,” harapnya.

Kepala UPT Museum Balanga Hasanudin mengatakan, selama kegiatan tiga hari, antusias siswa yang hadir cukup banyak. Bahkan setiap harinya guru pendamping selalu meminta penambahan kuota peserta.

“Antusias siswa cukup baik, bahkan setiap sesi diskusi selalu banyak pertanyaan yang dilontarkan kepada narasumber. Guru pendamping meminta tambahan kuota, namun penambahan tidak bisa dilakukan karena aturan prokes,” kata Hasan. (soc/agf/yit)



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *