KUALA KAPUAS -Adanya kebijakan menaikkan iuran langganan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kapuas, menuai protes dari sejumlah kalangan. Paling menonjol, protes dituangkan dalam spanduk yang dipajang di sejumlah titik perkotaan.
Selain itu, penolakan kenaikan taris tersebut juga muncul di media sosial, yang meminta kepada pemerintah kabupaten Kapuas melalui pihak PDAM untuk tidak menaikan tarif PDAM. Lantaran, masih di tengah Pemberlakukan pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV.
Sejumlah spanduk tersebar tersebut antara lain bertuliskan, ” BAPAK/IBU YANG PUNYA KEBIJAKAN TOLONG BIAYA AIR PDAM JANGAN DINAIKAN KAMI LAGI SULIT MELAWAN COVID Kapuas kota air”. Yang terlihat di bundaran kecil atau bundaran Monumen Patung Raja Bunu Kapuas.
Terdapat juga spanduk di simpang Jalan Seroja dengan tulisan” KEBIJAKAN SAMPAH MENAIKAN TARIF PDAM”. Ada juga telihat di samping tempat pembuangan sampah, spanduk betuliskan” AIR PDAM DINAIKAN SAKIT TAK BERDARAH, TARIF PDAM NAIK KAMI MENDERITA”.
Hal ini juga disikapi Himpunan Mahasiswa Islam Cabang (HMI) Kabupaten Kapuas, dan mereka meminta Pemkab setempat melalui PDAM Kapuas agar adanya kebijakan untuk tidak menaikan tarif PDAM. Terutama melihat kondisi saat ini masih dalam keadaan pandemi Covid-19 19 yang berdampak terhadap perekonomian masyarakat.
“Untuk itu saya selaku ketua HMI Cabang Kuala Kapuas memohon kepada pemerintah agar kiranya menunda kenaikan tarif air PDAM Kabupaten Kapuas. Dan untuk aksi lainnya, akan kami rapatkan dulu,”kata Ariyadi, salah satu perwakilan HMI setempat, Jumat (27/8) kemarin.
Sementara itu beberapa spanduk yang sempat terpasang di beberapa lokasi pada pukul 10.00 WIB, tak sampai tengah hari telah tidak ada lagi lantaran dicabut oleh pihak yang resah dengan aksi protes tersebut. (der/gus)