Selain itu, Raihansyah menekankan bahwa atlet dilarang bermain mewakili dua kecamatan. “Apabila saat pertandingan ada atlet yang terbukti bermain lebih dari satu kecamatan, maka kecamatan yang bersangkutan didiskualifikasi dari Porkab. Apabila atlet bermain di dua cabor yang berbeda dan masih dalam satu kecamatan, itu tidak jadi masalah. Misalnya, satu atlet bermain untuk cabor sepak bola dan futsal. Itu tak jadi masalah karena futsal berada di bawah naungan PSSI Kotim,” jelasnya.
Setiap pertandingan, adanya protes dari atlet kemungkinan dapat terjadi. Dirinya mengingatkan kepada atlet dan koordinator di masing-masing cabor wajib menyampaikan komplain ke panitia.
“Masing-masing koordinator panitia cabor diminta untuk mengkaji betul – betul aturan pertandingan. Ini penting untuk menghindari multitafsir aturan. Saya harapkan tidak ada masalah selama pertandingan berlangsung, para atlet bisa bermain dengan sehat dan dapat menunjukkan kemampuan terbaiknya,” tandasnya. (hgn/yit)