PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalteng tertarik untuk mengembangkan budidaya kepiting bakau pada area mangrove di perairan Teluk Bogam, Kabupaten Kotawaringin Barat.
Untuk itu Dislutkan menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) melaksanakan monitoring dan evaluasi (monev) program sylvofishery di kawasan tersebut. Lokasi itu berada di seberang Kantor Kepala Desa Teluk Bogam, Kecamatan Kumai.
Pada kesempatan tersebut, Kabid KP Zur Rawdoh mengatakan bahwa kegiatan ini diperuntukkan bagi masyarakat di sekitar kawasan sylvofishery di Desa Teluk Bogam.
“Sylvofishery ini bermanfaat dalam menjaga kelestarian ekosistem mangrove dan peningkatan perekonomian masyarakat nelayan di kawasan pesisir, untuk itu dibutuhkan komitmen dari Kepala Desa Teluk Bogam dan kelompok nelayan agar kegiatan dapat berlanjut dan bisa membuka lokasi baru sebagai upaya pengembangan ekonomi masyarakat pesisir,” ujarnya
Sementara itu Kepala Dislutkan Provinsi Kalteng H. Darliansjah mengaku optimis bahwa kegiatan ini dapat memberdayakan masyarakat pesisir Kalimantan Tengah melalui budidaya kepiting bakau berpadu dengan penanaman pohon bakau.
“Sylvofishery di Desa Teluk Bogam ini merupakan salah satu sistem pertambakan tradisional dengan melakukan budidaya kepiting bakau yang merupakan komoditas potensial dan memadukannya dengan penanaman pohon bakau atau mangrove,” katanya.
Sehingga, diharapkan nantinya masyarakat pesisir Kalimantan tengah memiliki kemampuan untuk meningkatkan pendapatannya melalui kegiatan sylvofishery ini sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi ekosistem mangrove.
Untuk diketahui bahwa monev ini berlanjut hingga tanggal 25 Agustus 2024 dan telah tercatat progress pertumbuhan bibit kepiting dari ukuran 100 gram/ekor menjadi 150 gram – 400 gram per ekor periode Bulan Juli – Agustus 2024.
Menanggapi hal ini, Kepala Desa Teluk Bogam M. Yusran berharap agar kegiatan sylvofishery dapat berlanjut dan nelayan semakin terlatih.