SAMPIT, radarsampit.com – Banjir yang terjadi di sejumlah desa di wilayah Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) membuat warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Kami baru saja dari Desa Sungai Ubar, karena ini yang terparah banjirnya. Kurang lebih 45 kepala keluarga (KK) yang sudah mengungsi,” ujar Camat Cempaga Hulu Gusti Mukafi, Senin (19/2/2024).
Gusti menyebut warga desa tersebut ada yang mengungsi ke Balai Basarah dan ada pula yang mengungsi ke rumah keluarga mereka yang tempat tinggalnya di dataran yang lebih tinggi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Multazam mengatakan, dari data pada Minggu 18 Februari pukul 22.18 WIB ada dua kecamatan yang terdampak banjir, yakni Kecamatan Cempaga Hulu dan Kecamatan Cempaga.
“Hingga Minggu 18 Februari, tercatat ada dua kecamatan, sembilan desa dan 394 KK yang terdampak banjir,” ujarnya.
Berdasarkan laporan BPBD Kotim pada Minggu 18 Februari pukul 22.18 WIB kondisi sejumlah desa di Kecamatan Cempaga Hulu yang terdampak banjir yakni Desa Selucing sudah surut, Desa Pelantaran RT.1 dan RT 2 (RW. 01) Dusun Bantilan Daerah Bantaran Sungai Dekat Jembatan sudah surut, Desa Sei Ubar Mandiri ada 96 KK yang terdampak banjir, dengan tinggi muka air tertinggi dan rerata 95 cm.
Desa Pantai Harapan ada 90 KK yang terdampak banjir, tinggi muka air tertinggi dan rerata 70 – 90 cm. Desa Bukit Raya, rumah warga yang terdampak berada antara jembatan batas antara Desa Bukit Raya dan Desa Rubung Buyung, ada lima rumah yang terdampak banjir dengan lima kepala keluarga yang mengungsi. Tinggi muka air tertinggi dan rerata mencapai 1,6 meter.
Desa Sudan total ada 198 KK yang rumahnya terdampak banjir, dengan tinggi muka air tertinggi dan rerata 15 – 70 cm. Desa Parit, genangan di jalan dan halaman di RT. 1, 2 dan 3.
Selain Kecamatan Cempaga Hulu, Kecamatan Cempaga juga ada dua desa terdampak banjir, yakni Desa Rubung Buyung. Rumah warga yang terdampak berada antara jembatan batas antara Desa Rubung dan Desa Bukit Raya, ada lima KK yang terdampak, dengan tinggi muka air tertinggi dan rerata 1,7 meter.
