Radarsampit.com – Jalanan yang padat dengan trafik lalu lintas truk yang tinggi meningkatkan potensi kecelakaan. Sejumlah kejadian melibatkan angkutan berat menelan korban nyawa warga Kotim.
Pada 24 Mei 2023 silam, nyawa Misriyah (43) melayang saat melintas di perempatan Jalan Kapten Mulyono – MT Haryono. Kecelakaan itu melibatkan sebuah truk.
Misriyah ketika itu berniat menyalip truk dari sebelah kiri. Tak disangka, saat menyalip, setang bagian kanan motor yang dikendarai Misriyah menyenggol bagian samping kiri truk.
Motornya langsung roboh dan masuk ke bawah kolong truk. Misriyah meninggal seketika di lokasi kejadian setelah roda belakang sebelah kiri truk melindasnya. Warga yang melihat kejadian itu pun bergegas melapor ke polisi.
Kecelakaan itu kembali membuat penanganan jalan lingkar selatan jadi sorotan. Pasalnya, Jalan Kapten Mulyono menjadi salah satu ruas padat yang kerap dilintasi truk angkutan berat, termasuk truk CPO.
Tingginya potensi kecelakaan, juga berkaitan dengan ulah sejumlah sopir yang dinilai seenaknya saat melintasi jalanan kota.
Radar Sampit beberapa kali menjumpai angkutan berat dengan bodi raksasa, ”bersaing” dengan kendaraan umum di jalanan. Sejumlah warga mengeluhkan sebagian sopir yang dinilai ugal-ugalan melintas.
Ketika kondisi itu ramai jadi sorotan, Radar Sampit mencatat Dishub Kotim kerap menindaklanjuti dengan pernyataan memperketat masuknya truk masuk kota.
Akan tetapi, kondisi yang sama terus berulang. Keterbatasan petugas tak mampu mengantisipasi tingginya lalu lintas truk yang masuk Sampit.
Saat dikonfirmasi, sejumlah sopir mengaku terpaksa melintasi jalanan dalam kota karena ruas lingkar selatan yang rusak.
”Kalau membawa angkutan melintasi jalan lingkar selatan yang dalam kondisi rusak, bisa-bisa kami celaka. Tak jarang truk terjebak saat memaksa lewat jalan yang rusak. Bahkan, ada kendaraan yang rusak karena melintasi jalan tersebut saat kerusakannya parah,” kata Ahmad, seorang sopir truk di Sampit.