Selain Jabodetabek, BRIN Modifikasi Cuaca di Riau, Kalteng, Kalbar

Tingkat Kemarau Tinggi, Hujan Buatan Belum Maksimal

ilustrasi hujan jawa pos
ilustrasi (jawapos.com)

JAKARTA, radarsampit.com – Upaya menekan polusi di kawasan Jakarta dan sekitarnya melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan resmi dilakukan mulai kemarin (19/8). Sebanyak satu sorti atau penerbangan menyemai awan supaya turun hujan. Percobaan pertama itu belum membuahkan hasil.

Koordinator Laboratorium TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Budi Harsoyo mengatakan, satu penerbangan untuk menyemai awan itu dilakukan dengan target seputaran Gunung Gede Pangrango. ’’Membawa 800 kg garam untuk ditaburkan di awan,’’ katanya.

Bacaan Lainnya

Dengan taburan garam itu, sekumpulan awan bisa segera menjadi hujan. Namun, misi hujan buatan tersebut belum maksimal. Dengan kata lain, menurut Budi, tingkat musim kemarau lumayan tinggi.

Menurut laporan yang dia terima, hujan baru turun pukul 18.00 di Ciomas, Bogor. Itu pun hanya gerimis dan sebentar. Di Cigombong hujan turun dalam skala sedang, namun hanya beberapa menit.

Baca Juga :  Rp9,1 Miliar Benahi Jalur Pendidikan di Sampit

Usaha membuat hujan buatan untuk mengurangi polutan di Jakarta dan sekitarnya itu direncanakan hingga 21 Agustus. Budi menuturkan, pada hari pertama kemarin, tim memutuskan tidak menabur garam atau menyemai awan di langit Jakarta. ’’Hasil observasi kawan-kawan yang terbang, di atas Jakarta belum ada potensi,’’ ujarnya. Potensi yang dimaksud adalah sekumpulan awan yang berpotensi jadi hujan ketika ditaburi garam (NaCl).

Dia menjelaskan, secara ilmiah, hujan bisa menekan tingkat polusi. Pasalnya, polutan yang mengambang di udara bisa terseret air hujan sampai turun ke bumi. Kondisi yang terjadi sekarang, sejak beberapa hari terakhir tidak ada hujan di Jakarta dan sekitarnya. Akibatnya, pada jam-jam tertentu, polusi di ibu kota cukup pekat. Bahkan, sekadar melihat birunya langit menjadi fenomena yang langka.

Tim TMC BRIN saat ini juga melakukan misi hujan buatan di daerah lain. Namun, fokusnya untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau dan Kalimantan Tengah. Berikutnya, akan ditambah lagi di wilayah Kalimantan Barat. ’’Operasi ini atas permintaan BNPB,’’ tandasnya.



Pos terkait