Sri Lestari: Tingkatkan Partisipasi Perempuan Dalam Politik

politik perempuan
PENDIDIKAN POLITIK: Anggota DPRD Kotawaringin Barat Sri Lestari saat menjadi narasumber kegiatan pendidikan politik bagi perempuan yang diselenggarakan Badan Kesbangpol Kobar. (Istimewa)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Angka keterwakilan perempuan dalam kancah politik terus meningkat. Bahkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) saat ini adalah seorang perempuan.

Namun masih ada faktor penting yang masih jadi penghambat belum  maksimalnya realisasi dalam mencapai kuota 30 persen keterwakilan perempuan, yaitu pengetahuan bagi para kaum perempuan akan pentingnya politik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hal ini diungkapkan Anggota DPRD Kotawaringin Barat Sri Lestari usai menjadi narasumber sosialisasi pendidikan politik bagi kaum perempuan di Kecamatan Pangkalan Lada, Rabu (10/5/2023) kemarin.

“Penting bagi seluruh perempuan, sesama perempuan harus saling mendukung, saling memotivasi, saling menginspirasi,” katanya.

Menurutnya makna strategi representasi perempuan di parlemen, yaitu untuk melakukan pembaharuan isu-isu aktual dan keterwakilan.

“Untuk itu perlu dukungan dari segenap elemen suprastruktur politik, infrastruktur politik dan substruktur politik dalam mewujudkan 30% keterwakilan perempuan dalam kepengurusan parpol di tingkat pusat, provinsi dan kab/kota maupun rekruitmen calon DPR, DPD dan DPRD,” tegasnya.

Namun, lanjutnya, kaum perempuan juga tidak boleh lupa, bahwa kuota keterwakilan perempuan tidak akan efektif jika pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan politik serta kesetaraan gender perempuan masih minim.

Baca Juga :  Perumdam Tirta Arut Gelar Senam Sehat Di Lapangan Senggora Kumai

“Seluruh pihak perlu bahu-membahu membuka ruang seluas-luasnya, bukan hanya kesempatan bagi perempuan untuk terlibat, namun juga memperoleh pengatahuan, memperluas pemahaman, dan meningkatkan keterampilan politiknya. Sehingga kelak ketika mereka duduk di kursi-kursi kekuasaan akan lahir kebijakan-kebijakan yang lebih responsif, inklusif, dan humanis,” jelasnya. (sla)



Pos terkait