Terancam Hukuman Mati, Inilah Kronologi Anak Bunuh Ibu Kandung di Kebun Sawit Lamandau

pembunuh ibu kandung lamandau
BERENCANA: Tersangka pembunuh ibu kandung terancam hukuman mati, seumur hidup atau maksimal 20 tahun penjara. Tersangka saat di Polres Lamandau, Kamis (25/6/2025) Ria Mekar/Radar Sampit

NANGA BULIK, radarsampit.com – Tersangka pembunuh ibu kandung dijerat pasal pembunuhan berencana. Ia terancam hukuman mati atau seumur hidup atau penjara maksimal 20 tahun. Anak durhaka ini dijerat dengan Pasal 340 KUHPidana, subsider pasal 338 KUHPidana atau 354 KUHPidana.

Pasalnya, berdasarkan pengakuan tersangka ia telah merencanakan pembunuhan terhadap ibunya tersebut sejak hari Kamis (19/6). Berawal dari hari Rabu (18/6) tersangka SA alias Aj (30) berkunjung ke rumah ibunya. Saat itu ia ingin bermanja-manja dengan ibunya. Namun ibunya justru menepis dan menghindar.

Lalu terjadi percekcokan kecil antara dirinya dan adik-adiknya karena merasa ibunya pilih kasih. Ia bahkan sempat mengancam akan membakar rombong jualan pentol ibunya.

“Karena menurut keterangan warga dan keluarganya, tersangka ini pernah memukul bahkan nyaris memperkosa ibunya tersebut,” beber Kapolres Lamandau AKBP Joko Handono.

Keesokan harinya, Kamis (19/6) kekesalan, iri hati dan kecemburuan yang menumpuk karena merasa tidak dianggap sebagai anak, iapun berencana untuk membunuh ibu kandungnya itu.

Malam sebelum pembunuhan tersangka sempat minum arak, lalu pagi hari Jumat (20/6) ia mempersiapkan pisau dapur yang telah diasah tajam.

Baca Juga :  Terdakwa Pembunuhan Fitri Membantah

Kemudian membeli 1 boks (berisi 30 sachet) komix (obat batuk) di warung. Selanjutnya ia meminum obat batuk tersebut dengan total 18 sachet.

“Tersangka yang memiliki 1 anak dan tidak memiliki pekerjaan tetap ini memang sering minum komix sejak tahun 2023 untuk mendapatkan efek mabuk dengan harga terjangkau,” kata Kapolres.

Kemudian tersangka mengetahui jadwal ibunya yang akan mengambil raport pada Jumat pagi.

Sehingga ia mencari tempat persembunyian di balik pepohonan sawit yang rimbun, dengan sebilah pisau di pinggang ia mengintai gerak gering ibunya yang berjalan bersama adiknya. Ia mengetahui bahwa ibunya akan melalui jalan terobosan tersebut.

Awalnya ia berniat menusuk ibunya sepulang mengambil raport. Namun ternyata ibunya berbalik pulang ke rumah karena ingin kencing dan mengambil barang ketinggalan.



Pos terkait