SAMPIT, radarsampit.com — Prestasi membangggakan Kembali ditorehkan pelajar SMA Negeri 1 Sampit.
Tim Lomba Kaya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) SMAN 1 Sampit berhasil meraih juara pertama untuk kategori innovation science dalam event Youth National Science Fair (YNSF) 2025 yang diselenggarakan Indonesian Young Scientist Association (IYSA) dan Universitas Negeri Malang.
Tim LKTI SMAN 1 Sampit terdiri dari Muhammad Ghaza Nasrollah (XI F1 B), Muhammad Irham Syafieq (XI F3), Naia Dwi Rahmadhani (XI F5 B), Patricia Sisca Dewi (XI F5 B), Rizkia Handini (XI F1 A) dan Sheta Zea Miqdad (XI F2).
Kepala SMAN 1 Sampit M. Darma Setiawan menyampaikan apresiasi dan terimakasih yang setinggi-tingginyanya atas keberhasilan tim LKTI meraih prestasi yang sangat membanggakan untuk SMAN 1 Sampit. Semoga kedepannya, tim LKTI SMAN 1 Sampit bisa mengikuti jejek seniornya di tingkat internasional.
“Tujuan dibentuknya ekskul KTI SMAN 1 Sampit untuk menumbuhkan dan membangkitkan budaya menulis pada kalangan siswa dan membangun kemampuan siswa dalam menuangkan gagasan, ide dan strategi yang solutif sehingga bisa meraih prestasi dan bermanfaat untuk bangsa dan Negara tercinta,” ungkap Darma Setiawan.
Melalui karya tulis berjudul “Sewangi Badak : Pemanfaatan ekstraksi serai wangi dan bawang dayak sebagai essential pada media smart diffuser berbasis IoT I internet of things” tim mendapatkan bimbingan langsung dari pembina KTI SMAN 1 setiap satu pekan.
Naia Dwi Rahmadhani, salah satu tim LKTIN SMAN 1 Sampit menyampaikan bahwa kompetisi YNSF merupakan ajang lomba tingkat nasional yang diikuti puluhan tim LKTI se-Indonesia dalam bidang karya ilmiah yang diselenggarakan IYSA dan Universitas Negeri Malang secara daring pada bulan Januari – Februari 2025.
Dalam lomba ini mereka membuat inovasi Smart Diffuser Berbasis IoT (Internet of Things) dengan Essential berbahan lokal yaitu Serai Wangi dan Bawang Dayak dengan pengambilan isu Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Inovasi ini kami buat atas dasar keresahan kami mengenai isu penyakit DBD yang makin meluas namun solusi yang sudah ada (obat nyamuk berbahan kimia) justru berdampak negatif bagi kesehatan manusia dan lingkungan,” ungkap Naia. (voice one)