Akses ke Kotawaringin Lama Semakin Parah  

jalan pbun-kolam
BERLUMPUR: Kondisi kendaraan yang terjebak di tengah hancurnya jalan timbunan pile slab Jalan Ahmad Shaleh ruas Pangkalan Bun menuju Kotawaringin Lama, Senin (4/12/2023). (ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Kondisi timbunan Jalan Ahmad Shaleh Kilometer 33 yang menghubungkan Pangkalan Bun dan Kecamatan Kotawaringin Lama, semakin parah. Akibatnya, kemacetan terjadi hingga sepanjang 5 kilometer, baik dari arah Pangkalan Bun menuju Kolam maupun sebaliknya, Senin (4/12/2023). Antrean ratusan kendaraan didominasi oleh truk roda enam atau lebih, baik dump truk bermuatan kelapa sawit maupun truk tangki CPO.

Padat dan merayapnya kendaraan di titik tersebut hingga mencapai jembatan pile slab lama Sugianto Sabran. Pemandangan ini merupakan lanjutan dari kemacetan yang terjadi dua hari sebelumnya. Lalu lintas sempat lancar lantaran kondisi cuaca panas pada Minggu (3/12/2023).

Bacaan Lainnya

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Kotawaringin Barat sejak Senin dinihari hingga pagi hari  membuat jalan timbunan tanah proyek jembatan pile slab itu kembali menjadi bubur dan licin. Diduga kontraktor tidak melakukan pengerasan terhadap timbunan tersebut.

Baca Juga :  Pemuda Tergeletak Berlumuran Darah di Depan Kos

Kondisi kemacetan tidak terjadi bila jalur kanan dan kiri tidak dilakukan pengerukan, jalan di bawah pile slab itu bisa digunakan sebagai jalan alternatif sementara sebelum timbunan di muara jembatan pile slab fungsional.

“Karena kanan dan kiri sudah dikeruk untuk timbunan jalan pile slab, akhirnya tidak bisa digunakan, harusnya kontraktor tidak mengambil tanah di situ untuk timbunan di muara masuk jembatan, apakah dibolehkan mengambil material di sekitar proyek, padahal ada anggarannya,” kata salah seorang sopir truk yang terjebak kemacetan, Rahmadi.

Bila tidak ditindaklanjuti, kondisi akan makin parah, terlebih cuaca sering hujan. Kondisi ini membuat para sopir dan pengguna jalan lainnya akan kehilangan waktu dan biaya.

Disebutkannya, antrean sudah terjadi sejak Senin pagi hari. Hingga Senin sore, kendaraan kecil bahkan sudah tidak bisa lagi melintas karena jalan berlumpur. “Antrean sudah sejak pagi hingga sore belum juga dapat melintas, kontraktor bekerja setengah hati,” keluhnya.

Warga lainnya, Ramadhan, mengungkapkan bahwa satu unit truk tangki terguling ke sisi jalan. Muatan tumpah ke jalan.  “Serba salah kalau kondisi seperti ini, tugas pemerintah daerah yang mengaturnya, kalau dipaksakan terus dilewati, tidak akan ada habisnya persoalan ini,” pungkasnya. (tyo/yit)



Pos terkait