Banjir Hanjalipan Kian Tinggi, Sebagian Warga Sudah Mengungsi

banjir desa hanjalipan
TERKENDALA JARINGAN: Camat Kotabesi Gusti Mukafi memantau lokasi banjir di wilayah setempat, Selasa (13/9). (IST/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Hujan deras dengan intensitas tinggi yang terjadi Selasa (13/9) lalu menyebabkan ketinggian banjir di wilayah Kecamatan Kotabesi, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) bertambah. Di Desa Hanjalipan, kedalaman air bahkan mencapai 2,1 meter.

Camat Kotabesi Gusti Mukafi mengatakan, kondisi itu diperparah dengan adanya air pasang dari dua sungai di wilayah itu, yakni Sungai Mentaya dan Sungai Tualan.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

”Kedalaman air di Desa Hanjalipan mencapai 2,10 meter dari permukaan jalan, yang awalnya sekitar 1,8 – 2 meter,” ujarnya.

Pada Selasa (13/9) lalu, Gusti bahkan meninjau langsung kondisi banjir di Desa Hanjalipan, sekaligus menyalurkan bantuan bahan kebutuhan pokok bagi warga yang terdampak banjir.

”Saya sudah meninjau ke sana dalam keadaan masih hujan. Hujannya berlangsung dari pagi sampai sore. Akibatnya debit air bertambah. Sudah 210 cm dari tanah dan informasi dari kades masih sama, belum berkurang,” katanya.

Dari 314 rumah di desa tersebut, hampir semua terdampak banjir. Hanya tersisa enam rumah yang aman. Itu pun banjir sudah berada dekat di bawah lantai rumah. Ada empat RT di desa tersebut dengan 462 kepala keluarga (KK) atau 1.700 jiwa.

Baca Juga :  Diduga Tiga Tahun Korupsi Dana Desa, Mantan Kades Rugikan Negara Hampir Rp 1 Miliar

Ketinggian air yang terus bertambah bahkan menyebabkan sebagian rumah kebanjiran hingga setengah dari tinggi lantai ke atap rumah. Kondisi itu membuat sebagian warga mengungsi ke tempat yang lebih aman, baik ke rumah keluarga, tetangga, maupun perusahaan setempat yang menyediakan penampungan.

Namun, lanjutnya, tidak sedikit pula warga yang memilih bertahan. Untuk mengamankan diri dan perabotan rumah tangga, warga yang rumahnya kemasukan banjir membangun dipan di dalam rumah.

”Desa Hanjalipan memang sudah langganan banjir. Jadi, warga rata-rata membangun dipan di dalam rumah. Di situ mereka beraktivitas selama banjir, baik itu memasak, tidur, dan lain-lain. Tapi, kasihan juga tempatnya sempit, sehingga mobilitas terbatas,” katanya.

Gusti berharap banjir dapat berangsur surut, sehingga masyarakat bisa kembali melakukan aktivitas seperti biasa. Warga juga diminta melapor apabila mengalami keluhan kesehatan. (yn/ign)



Pos terkait