Penantian panjang Kepala Desa Bajarau, Sukardi, dan istrinya Nurul Husnah, terhadap kehadiran si buah hati berakhir. Sang bayi hadir ke dunia di tempat yang tak biasa, di dalam mobil ambulans.
HENY, Sampit
Perasaan cemas dan waspada menanti kelahiran bayi dirasakan Sukardi, Kades Bajarau, Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Selasa (8/2) siang, istrinya, Nurul Husnah (36), mengeluh sakit, pertanda ingin segera melahirkan.
Sukardi dengan sigap berangkat dari rumahnya di Jalan Lesa RT 1 RW 1 Desa Bajarau menuju Rumah Sakit Pratama Parenggean. Meski hanya berjarak satu kilometer dari rumahnya, Sukardi mencari aman. Dia membawa istri menggunakan mobil.
Setiba di rumah sakit, sang istri diperiksa bidan dan dokter. Namun, hasil pemeriksaan menunjukkan sang istri harus dirujuk di RSUD dr Murjani Sampit yang jaraknya sekitar dua jam dari Parenggean.
”Ba’da zuhur saya berdua bersama istri berangkat membawa mobil ke Rumah Sakit Parenggean. Sampai di sana, langsung diperiksa dokter dan bidan. Sudah USG, ternyata air ketuban menipis. Istri diminta menunggu observasi selama tiga jam,” kata Sukardi, Rabu (9/2).
Namun, setelah menunggu observasi selama berjam-jam, tetap tidak ada perubahan. Bidan menyarankan dirujuk ke RSUD dr Murjani Sampit. Tanpa pikir panjang, Sukardi lansung mengiyakan saran tersebut.
Istri Sukardi kemudian dibawa menggunakan ambulans. Dalam ambulans, Nurul ditemani bibi Sukardi, bidan, dan sopir. Sukardi sendiri mengiringi di belakang membawa mobilnya.
”Dalam perjalanan, ambulans dua kali berhenti. Pertama di dekat sebelum Pelantaran. Tukar posisi, bidan di belakang, bibi dipindah ke depan karena istri sudah mengalami kontraksi. Bidan menyarankan agar istri bersabar, menahan sebentar lagi sampai rumah sakit,” katanya.
Perjalanan kemudian dilanjutkan. Rintihan Nurul menahan sakit saat kontraksi dalam ambulans sudah tidak tertahankan. Ambulans lalu berhenti untuk kedua kalinya di Desa Keruing.
”Sopir keluar, saya tanya. Pak, kenapa berhenti lagi?” kata Sukardi dengan wajah cemas.