Cerita Satu Keluarga Keracunan Kue Ipau, Kepala Keluarganya Meninggal

jenguk korban keracunan massal
JENGUK: Bupati Kotim Halikinnor meninjau kondisi korban keracunan kue ipau yang dirawat RSUD dr Murjani Sampit, Sabtu (1/4/2023) lalu. (YUNI/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Satu keluarga di Jalan Bumi Raya, Kecamatan Baamang, Sampit, mengalami keracunan usai mengonsumsi kue ipau. Ada lima orang yang menjadi korban, terdiri dari pasangan suami istri, ibu rumah tangga, dan dua anak-anak. Bahkan, sang kepala keluarga meninggal dunia akibat kejadian itu. Korban meninggal itu merupakan satu-satunya dari puluhan orang yang keracunan.

Kejadian berawal saat keluarga tersebut berbuka puasa bersama dan menyantap kue ipau yang dibeli dari usaha Ipul di Jalan Usman Harun, Rabu (29/3) siang. Awalnya tidak ada masalah. Namun, keesokan paginya, lima penghuni rumah mengalami diare disertai demam.

Bacaan Lainnya
Gowes

”Sore harinya, kepala anggota keluarga tersebut dikabarkan meninggal dunia. Empat lainnya masih sakit-sakitan,” kata sumber Radar Sampit yang meminta namanya tak disebutkan.

Empat orang tersebut masih dalam perawatan. ”Korbannya ada yang berusia tujuh tahun. Yang meninggal itu kakek si korban,” ujarnya.

Baca Juga :  Rencanakan Modifikasi Tiang Bando Pengatur Lalu Lintas dengan Sistem Katrol

Jumlah korban keracunan massal kue ipau sebelumnya bertambah dari 35 orang menjadi 55 orang. Mereka tersebar di Kecamatan MB Ketapang, Kotabesi, Baamang, Cempaga, dan Antang Kalang.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi mengatakan, jumlah korban bisa bertambah seiring laporan masyarakat dan laporan dari puskesmas.  Karena itu, dinkes mengimbau puskesmas segera membuat laporan jika menemukan kasus keracunan tersebut.

Pihaknya telah mengambil sampel kue ipau yang dibuat pada 28 dan 29 Maret untuk diuji di Labkesda. Dari hasil sementara, kue tersebut banyak mengandung bakteri escherichia coli atau e. coli, bakteri yang dapat menimbulkan diare dan sakit perut.

Terkait satu pasien yang meninggal dunia, menurutnya, belum sempat dirawat di rumah sakit. Dari informasi yang diterima dinkes, pasien yang meninggal tersebut juga memiliki komplikasi penyakit lain.

”Mungkin karena terlalu banyak muntahnya, terlalu banyak diare sehingga kekurangan cairan dehidrasi, juga karena ada komplikasi penyakit lain. Pasien belum sempat dirawat, jadi meninggal di perjalanan perjalanan, belum sempat ditangani,” kata Umar. (sir/ign)



Pos terkait