PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Personel Balakar Manggala Yudha berjibaku memadamkan kobaran api yang membakar lahan kosong di RT 15 perbatasan Desa Kumpai Batu Bawah (KBB) dan Desa Tanjung Terantang, Kecamatan Arut Selatan, Minggu (7/5) pukul 10.45 WIB.
Balakar dibackup BPBD Kotawaringin Barat yang datang belakangan ke lokasi kejadian. Kebakaran lahan kosong tersebut menghanguskan lahan seluas 0,5 hektare. Belum diketahui penyebab kebakaran apakah ada faktor kesengajaan atau lantaran teriknya panas matahari.
Ketua Balakar Manggala Yudha Ikhsan mengatakan, peristiwa tersebut diketahui pertama kali oleh salah seorang warga Desa Tanjung Terantang yang kebetulan melintas menuju Pangkalan Bun, saat itu ia melihat adanya titik api dari tepi jalan aspal yang kemudian merembet ke lahan milik warga.
“Kejadian tersebut langsung dilaporkan kepada Sekretaris Desa KBB dan segera diteruskan kepada Balakar Manggala Yudha, yang langsung terjun ke lokasi kejadian dengan sejumlah personel dan peralatan pemadam portabel,” ujarnya.
Saat personel tiba api sudah membesar, kepulan asap hitam ditambah teriknya sinar matahari membuat personel ekstra hati-hati. Beruntung back up dari BPBD dan Manggala Agni segera tiba ke lokasi sehingga mempermudah proses pemadaman.
Tim berupaya melokalisir titik api untuk memutus kepala api yang akan merembet ke lahan-lahan kering disekitarnya.
Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Kobar, Martogi Sialagan menyampaikan dalam peristiwa tersebut BPBD mengerahkan water suplai, jet shooter dan pemadam portabel ke lokasi kejadian.
“Vegetasi yang terbakar berupa ilalang mengering dan semak belukar di sebuah lahan kosong milik warga,” imbuhnya.
Ia menyebut luasan lahan yang terbakar seluas 0,50 ha, dan seluruhnya sudah dapat dipadamkan oleh tim gabungan yang terlibat dalam pemadaman karhutla.
Ia berharap agar warga dapat berhati-hati dalam membuka lahan atau membersihkan lahan, mengingat bahwa saat ini cuaca sangat panas, sehingga memicu terjadinya Karhutla.
“Lahan kosong tersebut tidak terawat dan ditumbuhi semak belukar dan ilalang, tapi kita bersyukur bahwa sumber air dari galian parit masih tersedia sehingga api bisa kita kendalikan,” pungkasnya. (tyo/sla)