Dahsyatnya Terjangan Banjir, Proyek Wisata sampai Porak-poranda

banjir
KEBANJIRAN: Kawasan persawahan di Desa Pangkalan Dewa diterjang banjir besar. Sejumlah fasilitas untuk wisata desa di lokasi itu ikut rusak akibat derasnya arus banjir pada Rabu (1/9). (ISTIMEWA/RADAR SAMPIT)

PANGKALAN LADA – Kawasan persawahan dan proyek pariwisata di Desa Pangkalan Dewa, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat, porak-pranda diterjang banjir besar, Rabu (1/9).

Kejadian itu diakibatkan luapan sungai yang berada di sisi atas kawasan tersebut. Hujan lebat yang mengguyur sejak tengah hari diduga menjadi pemicu peningkatan debit air di sungai yang biasa menjadi saluran irigasi persawahan tersebut.

Bacaan Lainnya

Kepala Desa Pangkalan Dewa Syamsul Hadi mengatakan, banjir besar melanda kawasan persawahan seluas 20 hektare tersebut. Menurutnya, banjir kemarin merupakan terbesar yang pernah terjadi.

”Tidak seperti biasanya, ini banjir paling besar yang pernah terjadi. Biasanya tidak sampai meluap sebesar dan sederas ini,” ujarnya.

Ia menjelaskan, penanganan jalur sungai untuk mengantisipasi luapan sungai telah dilakukan, di antaranya normalisasi dan pembuatan siring. Namun, hujan hari itu telah membuat semua prediksi tak berguna. Padahal, kawasan persawahan tersebut diproyeksikan sebagai lokasi wisata desa yang akan dikelola BUMDes.

Baca Juga :  Kirim Rilis Lagi, Kemensos Tegaskan Beras Rusak Bisa Diganti

”Semua persiapan berupa jembatan titian di tengah-tengah sawah terendam dan lepas akibat kuatnya arus banjir,” terangnya.

Samsul menambahkan, sebenarnya kawasan wisata persawahan di desa tersebut pengerjaannya sudah mencapai 70 persen, namun rusak akibat banjir. ”Kawasan wisata persawahan ini rencananya untuk menambah pendapatan asli desa (PAD) dan lahannya merupakan lahan warga dengan kesepakatan kerjasama sekitar 15 tahun dengan sistem bagi hasil,” katanya.

Untuk tindak lanjut, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kecamatan Pangkalan Lada perihal kelanjutan program wisata desa tersebut. ”Besok (hari ini) saya akan menemui camat untuk berkonsultasi, karena pembangunan wisata desa di persawahan ini menggunakan dana desa. Apakah nanti program itu dihentikan atau dilanjutkan, saya harus konsultasikan dengan camat dulu,” katanya. (sla/ign)



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *