Piawainya Bupati Kotim Hadapi Banjir Kritik Renovasi Gerbang Sahati

sahati
Ilustrasi. (M Faisal/Radar Sampit)

SAMPIT – Bupati Kotim Halikinnor menegaskan tak akan mengubah nama Gerbang Sahati. Dia bersikukuh mempertahankan nama itu sebagai bentuk penghormatan pada pemimpin sebelumnya, Supian Hadi-Taufiq Mukri (Sahati). Padahal, desakan padanya untuk mengganti nama tersebut datang dari berbagai kalangan.

”Memang saya banyak mendapatkan masukan untuk mengganti nama Sahati. Ada argumen bahwa itu dana pemerintah,” ujar Halikinnor, Rabu (1/9).

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Halikinnor mengaku tak nyaman apabila harus menghilangkan nama Sahati. Dia akan dianggap tidak menghargai peninggalan dan karya pemerintahan sebelum dirinya. Meski tak ada aturan melarang, hal itu merupakan etika sebagai pemimpin dengan tetap menghormati pemimpin sebelumnya.

Halikinnor melanjutkan, akan berbeda apabila dia membangun gerbang baru pada masa pemerintahannya. Dia akan mengakomodir aspirasi publik yang menginginkan gerbang tersebut mencerminkan motto dan falsafah kehidupan masyarakat lokal.

Baca Juga :  Prihatin Pelajar Layani Pria Hidung Belang, Bupati Kotim: Ada yang Melayani Om-Om demi Uang

”Kalau saya cenderung memberi namanya menjadi Gerbang Mentaya atau Gerbang Habaring Hurung,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, apabila mengubah nama gerbang, otomatis akan mengubah nama administrasi pembangunan gerbang yang selama ini disebut sebagai Gerbang Sahati. ”Tapi, sekali lagi, pahamilah! Kondisnya ini karena peninggalan,” tegasnya.

Di sisi lain, Halikinnor berjanji tidak akan melakukan hal serupa di era kepemimpinannya. Dia tidak mau nama dirinya atau jargon Harati dijadikan nama atau bangunan monumental. ”Perlu dicatat. Kalau nanti saya bikin nama Harati, silakan masyarakat protes,” ujarnya.

Mengenai desakan untuk menghilangkan ikon jelawat dan mengganti dengan ornamen khas Dayak lainnya, Halikin secara halus menolaknya. Dia mengatakan, pemasangan ornamen itu tak masalah, karena hanya sebatas ikon. ”Yang bisa kami ubah kemungkinan warnanya nanti yang  berbeda,” katanya.

Terkait anggaran renovasi menelan dana setengah miliar lebih, Halikin membantah proyek itu merupakan inisiasinya. Dia menegaskan, hanya menjalankan APBD yang sudah disahkan dan dibahas pemerintahan sebelumnya, meskipun saat itu ada ruang refocusing.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *