Demam Babi Afrika mulai Serang Ternak

Demam Babi Afrika mulai Serang Ternak
Ilustrasi. (net)

PALANGKA RAYA – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kalimantan Tengah (Kalteng) meningkatkan kewaspadaan menyusul terdeteksinya sejumlah kasus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika, khususnya pada ternak babi.

Kepala DTPHP Kalteng Sunarti menyebutkan, berdasarkan investigasi dari pihak dinas, saat ini di Kalteng sudah terdeteksi sebanyak dua kasus. Yakni di Pahandut Seberang, Kota Palangka Raya dan Desa Tuwung, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau.

“Berdasarkan investigasi bersama Balai Vetriner Banjarbaru, ada beberapa kasus yang berhasil ditemukan. Ini masih didalami lagi untuk melihat hasil investigasi di beberapa daerah lainnya,”ujarnya, Selasa (28/9)

Sunarti melanjutkan, meski virus tersebut tidak menular kepada manusia, akan tetapi demam babi ini bisa saja berdampak terhadap perekonomian masyarakat, terutama para peternak. Pasalnya, ASF ini cukup mematikan dan hingga saat ini masih menjadi penyakit yang tergolong sulit diberantas.

Ia menyebutkan, babi yang terinfeksi virus tersebut akan mengalami sakit dan bahkan berujung pada kematian. Secara kasat mata, babi yang mati akibat terinfeksi demam babi Afrika dapat terlihat dari pembuluh darah di bagian leher akan berwarna biru.

Baca Juga :  Enak Tidur di Barak, Motor Diembat Maling

“Sekarang masih berjalan investigasinya, sehingga nanti bisa dilihat seberapa besar kasus yang terjadi di Kalteng,” ucapnya.

Lebih lanjut diuraikannya, ASF ini dapat ditularkan melalui olahan makanan ternak ataupun kontak langsung dengan babi yang telah terinfeksi. Seperti halnya kasus yang terjadi di Sumatera Utara, terjadi penularan demam babi Afrika setelah ternak babi warga memakan limbah makanan dari pesawat.

“Meski demam babi ini tidak bisa menular kepada manusia, tapi tingkat penularannya antarternak perlu diwaspadai karena demam babi ini tergolong mematikan untuk ternak,” tegas Sunarti.

Terkait kemunculan virus tersebut, pihaknya berencana menutup pemasokan babi dari luar Kalteng, terlebih jika berdasarkan hasil investigasi ternyata kasus yang terjadi sudah sangat tinggi. Penutupan tersebut bertujuan untuk menekan kasus penularan, sehingga demam babi Afrika ini tidak meluas di Kalteng.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *