Dikasih Obat Setelah Itu Selamat Tinggal

Sengkarut Penanganan Pasien Isolasi Mandiri

Ilustrasi-pasien-covid-19-virus-korona
Ilustrasi pasien Covid-19. (Chis/Jawa Pos)

PANGKALAN BUN – Beberapa kasus terkonfirmasi positif Covid-19 meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri (Isoman), hal ini diduga sebagai petunjuk betapa lemahnya pengawasan terhadap para pelaku isoman di Kabupaten Kotawaringin Barat.

Sengkarut metode penanganan isoman yang tidak jelas membuat pasien Covid-19 merasa ditelantarkan. Bahkan, di antara pelaku isoman mengaku mereka tidak pernah dikunjungi ataupun mendapat pengecekan kesehatan. Dan lebih memprihatinkan lagi, para isoman ini terpaksa harus mencari obat dan makan sendiri dalam satu kasus isoman meninggal dunia. Informasi yang berkembang bahwa warga ini sempat berjualan sebelum ditemukan meninggal dunia.

Bacaan Lainnya

Saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, salah seorang warga yang menjalani isolasi mandiri di Kecamatan Arut Selatan menceritakan, sejak diketahui dirinya terpapar Covid-19 berdasarkan rapid antigen, praktis ia hanya dikunjungi satu kali saat mengantar obat.

Baca Juga :  Torehkan Prestasi Gemilang, Kobar Raih WTP Delapan Kali Berturut-turut

Setelah itu tidak ada komunikasi lebih lanjut terkait bagaimana penanganan kesehatannya, karena semua penanganan dilakukan melalui komunikasi telepon. “Saya enggak ada dikontrol sama sekali, pertama dikasih obat ya sudah dilepas tanpa ada komunikasi lagi. Bahkan, enggak ditanya keluhannya apa, langsung lost contact,” kata salah seorang isoman yang tidak mau disebutkan identitasnya, Minggu (4/7).

Ia mengaku hanya diberi obat anti virus, obat demam, dan vitamin, selanjutnya setelah tiga hari obat itu habis, ia tidak tahu lagi harus bagaimana. Ia mengaku pernah menghubungi petugas kesehatan untuk meminta obat flu, karena tidak bisa keluar rumah lantaran khawatir menularkan kepada orang lain. Namun jawaban petugas kesehatan membuatnya enggan kembali menghubungi mereka.

Menurutnya, petugas kesehatan dari Puskesmas harusnya memberikan bimbingan bagaimana metode penanganan, pemulihan kesehatan bagi isoman. “Masa saya minta obat flu disuruh beli sendiri, setelah itu saya enggak mau lagi menghubungi mereka, kalau semua pasien Covid-19 diperlakukan begini, ngeri, mereka harus cari obat sendiri ke apotek, mereka harus cari makan sendiri ke luar rumah, lalu berapa banyak yang kontak erat nanti,” ungkapnya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *