Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Kobar, Jhonferi Sidabalok mengakui untuk pemantauan sesuai dengan pedoman pemantauan terhadap para isoman hanya bisa dilakukan dengan komunikasi lewat telepon atau WhatsApp, karena untuk kunjungan langsung tidak dimungkinkan karena petugas Puskesmas jumlahnya sangat terbatas dan ditambah mereka harus melaksanakan vaksinasi.
“Pemantauan berkala dilakukan dengan komunikasi melalui telepon atau wa saja, bila ada keluhan dan harus dikunjungi berarti harus dirawat di RSSI,” ujarnya.
Menurutnya pengawasan terhadap isoman membutuhkan sinergi yang baik, karena masyarakat ada yang enggan dirawat di rumah sakit, terlebih saat ini rumah sakit dalam kondisi penuh. Untuk pengawasan alangkah lebih baik bila ada relawan atau kader yang melakukan pemantauan langsung kepada pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri.
Ditegaskannya bahwa pengawasan harus dilakukan bersama dan bila semua tertumpu pada tenaga kesehatan, maka tidak akan mampu dan bila nakes tumbang pelayanan kesehatan akan kolaps. “Pustu sudah sangat terlibat, dan selama ini petugas Pustu dan Polindes sudah sangat maksimal,” tandasnya. (tyo/sla)