DPRD Kotim Bantah Adanya SPPD Fiktif, Sebut Perjalanan Dinasnya Tak Menyalahi Aturan

ilustrasi perjalanan dinas
ilustrasi

Radarsampit.com – Kalangan DPRD Kotawaringin Timur menegaskan tingginya frekuensi perjalanan dinas di lembaga DPRD Kotim tak menyalahi aturan. Selain itu, adanya dugaan surat perintah perjalanan dinas (SPPD) fiktif juga dibantah, karena setiap kali dinas, dilakukan sesuai ketentuan.

Hal tersebut ditegaskan anggota DPRD Kotim SP Lumban Gaol. Pihaknya selalu melaksanakan kegiatan perjalanan dinas mengacu pada aturan pelaksanaan.

Bacaan Lainnya

”Saya berbicara khusus untuk biaya perjalanan anggota. Kalau yang kami laksanakan di komisi kami selama ini, menurut saya pantas dan kami laksanakan dengan baik mengacu pada tupoksi yang memang perlu kami lakukan sebagai dasar untuk menindaklanjuti di daerah kita,” kata SP Lumban Gaol, Jumat (15/9/2023).

Gaol mencontohkan, beberapa kali pihaknya melakukan perjalanan dinas di seputar wilayah Kalteng secara marathon terkait penerimaan siswa baru beberapa waktu lalu . Hal itu dilakukan untuk menelusuri serta merespons keluhan terkait penerimaan peserta didik baru yang banyak dikeluhkan masyarakat.

Baca Juga :  Nafsu Tinggi, Adik Ipar pun Digauli

”Menurut kami memang berantakan pelaksanaannya dan ternyata faktanya benar, yaitu dikuatkan dari hasil riset Dikti beberapa waktu lalu yang menyimpulkan Kotawaringin Timur menjadi yang terbanyak ditemukan anak yang putus sekolah. Mencapai hingga 6.000 orang lebih,” kata Gaol.

Gaol menegaskan, kegiatan perjalanan dinas di komisi yang dia bidangi saat ini memang memiliki output jelas dan bisa dilakukan pemeriksaan lebih jauh. Dia tidak ingin kegiatan mereka yang orientasinya untuk kepentingan daerah dianggap sebagai kegiatan fiktif.

”Kalau yang kami laksanakan di komisi kami, saya bisa pertanggung jawabkan pelaksanaannya dan selalu hasil diskusi terlebih dahulu sebelum menyimpulkan tujuan dan materinya,” kata anggota Komisi III DPRD Kotim ini.

Kegiatan perjalanan dinas di lembaga DPRD Kotim menelan anggaran cukup besar. Bahkan, diduga ada perjalanan dinas fiktif yang dilakukan. Rutinitas perjalanan tersebut setiap pekan dilaksanakan dengan kunjungan berulang-ulang dengan tujuan yang sama.



Pos terkait