SAMPIT – Kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng yang mewajibkan warga yang masuk Kalteng harus menyertakan hasil tes PCR memukul jasa pelayaran. Jumlah penumpang kapal laut sampai turun sebesar 75 persen akibat kebijakan itu.
Kepala PT Pelni Cabang Sampit Muhammad Jabir mengatakan, biasanya penumpang yang berangkat mencapai 400 orang. Namun, pada 5 Juli lalu, hanya ada 34 penumpang dan kedatangan 200 penumpang.
”Penurunan penumpang sangat signifikan sampai 75 persen,” kata Jabir, Selasa (6/7).
Jabir menuturkan, kapal PT Pelni berlayar ke Jawa satu kali seminggu dengan tujuan Semarang atau Surabaya. Untuk keberangkatan, pihaknya hanya meminta penumpang menunjukkan surat hasil negatif rapid tes antigen serta menunjukkan keterangan sudah divaksin. Hal itu mengacu Surat Edaran Bupati Kotim.
”Keluar Sampit harus antigen dan sertakan sertifikat vaksin, sedangkan yang masuk Kotim wajib PCR. Untuk syarat menyertakan sertifikat vaksinasi, tanggal 3 Juli baru mulai diberlakukan,” jelasnya.
Jabir menegaskan, pihaknya mendukung upaya pemerintah memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan mengeluarkan kebijakan mengacu SE Bupati Kotim.
Menurut Jabir, keperluan warga keluar Sampit bermacam-macam. Ada yang sekolah, pondok pesantren, serta pekerja perkebunan yang pulang ke Pulau Jawa. Apabila calon penumpang belum melakukan vaksinasi karena stok vaksin terbatas, bisa menggunakan surat keterangan dari puskesmas.
Lebih lanjut Jabir mengatakan, pihaknya baru mencetak tiket kapal saat semua persyaratan penumpang lengkap. Baik hasil tes antigen maupun sertifikat vaksinasi. ”Saya tidak akan berikan tiket sebelum hasil tes keluar,” katanya.
Dia menjelaskan, kebijakan itu diambil karena jika tiket lebih dulu dicetak, namun saat hasil tes antigen keluar ternyata penumpang positif Covid-19, akan berimbas pada tiketnya. ”Tetap saya kembalikan. Malahan kalau perlu kembalikan seratus persen kalau dinyatakan Covid-19,” katanya.
Bahkan, kata Jabir, di masa sulit seperti sekarang, pihaknya akan membantu masyarakat dengan tidak menghanguskan tiket. ”Misalnya batal, kalau ada keluarganya, kembalikan 50 persen. Kasihan,” katanya seraya menyebut kondisi seperti itu belum pernah ada.