Ternyata Ini yang Bikin Tarif Tes PCR Sebelumnya Mahal

mahal
Ilustrasi tes PCR. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

SAMPIT – RSUD dr Murjani Sampit langsung menjalankan kebijakan pemerintah dengan menurunkan tarif tertinggi tes RT-PCR sebesar Rp 300 ribu. Penurunan harga berlaku mulai Jumat (29/10).

Plt Direktur RSUD dr Murjani Sampit Sampit Sutriso mengatakan, penurunan tarif tes RT-PCR yang semula Rp 525 ribu sekali tes, menjadi Rp 300 ribu. ”Insya Allah mulai besok (hari ini, Red) harga tes PCR sudah turun menjadi Rp 300 ribu,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Sutriso mengungkapkan, tarif tes RT-PCR yang awalnya mahal, bahkan mencapai jutaan rupiah, karena pihaknya mengikuti kebijakan nasional. Penyebab tingginya harga tes usap tersebut selama ini dipengaruhi bahkan baku yang digunakan, misalnya reagen atau bahan habis pakai (BHP).

”Itu yang mempengaruhi tingginya tarif PCR, karena harga reagen atau bahan habis pakai untuk tes PCR-nya cukup mahal,” jelasnya.

Baca Juga :  Jemaah Menanti Hasil Tes PCR

Penurunan tarif, lanjutnya, telah mempertimbangkan ketersediaan BHP yang mencukupi. Selain itu, adanya harga baru lebih rendah yang ditetapkan, salah satunya reagen deteksi PCR.

Sutriso merinci, reagen deteksi PCR MbioCov harga katalognya yang terbaru mencapai Rp 11.363.370 yang bisa digunakan untuk 100 kali tes. Harga itu belum termasuk pajak pertambahan nilai (PPN). Apabila bebas PPN, harga bersihnya menjadi Rp 113.634 per satu kali tes, sedangkan reagen ekstraksi (KSO) Bigfish harganya Rp 70 ribu per tes dan harga VTM berkisar antara Rp 40-50 ribu.

”Semua itu belum termasuk filter tips, tube PCR, APD, dan lainnya,” tambahnya.

Bagaimanapun, kata Sutriso, pihaknya hanya mengikuti kebijakan pemerintah, walaupun penurunan tarif itu akan sedikit berpengaruh terhadap rumah sakit sebagai penyedia jasa tes RT-PCR.

”Ada pengaruhnya. Namun sudah jadi kebijakan pemerintah. Kami sebagai rumah sakit pemerintah harus tetap melayani masyarakat,” tegasnya.

Menurut Sutriso, penurunan tarif tes PCR membuat pihaknya harus memikirkan biaya untuk pemeliharaan mesin RT-PCR. Perlu biaya besar terkait hal tersebut, sehingga perlu disiasati.

Baca Juga :  Duh!!! Pemalsu Dokumen RT PCR Ternyata Positif Covid-19

”Dalam perencanaan anggaran BLUD (Badan Layanan Umum Daerah), harus dipikirkan post belanja pemeliharaan mesin PCR dari penerimaan lain,” katanya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *