Elektabilitas Abdul Razak Dinilai Tinggi

Donny Laseduw
Donny Laseduw

PALANGKA RAYA, RadarSampit.com– Rencana DPD Partai Golongan Karya (Golkar) Kalimantan Tengah (Kalteng) yang akan mengusung Abdul Razak dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng 2024, mengundang perhatian salah satu pengamat politik Kalteng Donny Laseduw.

Menurutnya langkah yang diambil oleh partai berlambang pohon beringin tersebut adalah keputusan yang sangat tepat.

Bacaan Lainnya

“Kalau saya lihat rencana Golkar untuk mengusung Abdul Razak akan membuat kompetisi dalam perebutan kursi Gubernur Kalteng Periode 2024-2029 semakin sengit,” katanya, Rabu (15/3)

Selain itu katanya, rencana Golkar tersebut juga akan membuat terjadi persaingan dengan Agustiar Sabran yang juga digadang-gadang akan maju melalui PDI-Perjuangan. Jika ini terjadi Donny menilai, maka dapat dipastikan terjadi pertarungan antara kakek dan cucu.

“Saya pikir itu tidak masalah, karena yang namanya politik tidak kenal keluarga. Artinya semua harus bersaing dengan bersih,” ucapnya.

Baca Juga :  HMI Palangka Raya Dorong Pemuda Terapkan Falsafah Huma Betang

Ia melanjutkan, setiap figur yang akan maju dalam perhelatan pesta demokrasi memiliki kualitas dan elektabilitas masing-masing. Namun dia menilai dari sejumlah aspek, bahwa saat ini elektabilitas Abdul di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota lebih tinggi dibandingkan figur lain.

“Karena bagaimanapun Abdul Razak punya banyak pengalaman, baik di kancah birokrasi maupun dunia perpolitikan,” ucapnya.

Di satu sisi lanjut Donny, apabila Abdul Razak dan Agustiar Sabran nantinya akan berkompetisi dalam perebutan kursi Gubernur Kalteng 2024-2029, terdapat beberapa aspek yang harus menjadi bahan pertimbangan kedua belah pihak. Terutama dalam aspek pemerintahan dan pelayanan publik.

Agustiar Sabran tentunya harus mencari wakil yang mampu memahami secara detail urusan pemerintahan dan pelayanan publik karena latar belakang yang bersangkutan dari swasta. Sedangkan sebaliknya, Abdul Razak sudah memahami konsep pemerintahan dan harus mencari sosok yang lebih muda.

“Tentu ini bagaimana hasil akhir, kita lihat saja. Karena dari dulu antara Golkar dan PDIP selalu bersaing ketat,” tandasnya. (sho/gus)



Pos terkait