PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Perilaku melawan arah, oleh sopir-sopir truk bermuatan kelapa sawit, material dan logistik, serta mobil pribadi yang melawan arah saat melintas di jalan cor menuju jembatan Sungai Arut, arah Kotawaringin Lama sudah berlangsung lama.
Ulah kendaraan tersebut membuat pengguna jalan terutama pengendara roda 2 merasa gerah, karena sangat berisiko terjadinya kecelakaan. Terlebih truk-truk tersebut bermuatan penuh dan tidak jarang berjalan beriringan.
Padahal, jalan cor setelah bundaran tudung saji tersebut merupakan jalan dua jalur yang lebar. Namun truk-truk lebih memilih menggunakan jalur kanan, kuat dugaan hal itu disebabkan rusaknya jalan di batas antara cor beton dan aspal yang mengelilingi bundaran tudung saji.
Salah satu warga Kelurahan Raja Seberang Rahmadi, mengaku kesal dengan tidak tertibnya para sopir truk yang kerap melawan arus saat menuju jembatan Sungai Arut.
“Pelanggaran lalulintas setiap hari terjadi, tanpa pengawasan, tanpa teguran, akhirnya menjadi pembenaran. Pengendara roda dua yang terkena dampaknya harus menepi ketika mereka melintas memenuhi jalan raya,” keluhnya, Jumat (17/5/2024).
Menurut Rahmadi, kondisi tersebut diperparah dengan parkirnya truk-truk tangki BBM, truk kelapa sawit dan truk bermuatan logistik tujuan Kalimantan Barat, di jalur batas jalan kanan dan kiri hingga 2 baris hingga separuh badan jalan.
“Memasuki senja hingga sebelum isya penuh parkir di depan warung-warung, silahkan parkir yang tertib tetapi jangan 2 baris dan hingga memakan badan jalan, kondisi jalan gelap sangat berbahaya,” paparnya.
Sepengetahuan dirinya, hal itu belum ada tindakan dari aparat berwenang. Baik berupa imbauan terhadap para sopir yang sering melawan arus dan parkir sembarangan.
Warga lainnya Isar menyampaikan, melawan arus bukan hanya terlihat di jalan dari bundaran tudung saji menuju jembatan Sungai Arut, tetapi juga kerap dilakukan oleh truk bermuatan kelapa sawit dan logistik dari arah simpang jalan Ahmad Yani menuju Bundaran Tudung Saji.