PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Komplek pemakaman “Gubah Bosar” yang ada di Jalan Pangeran Diponegoro Pangkalan Bun digelar acara Haul ke-118 Almarhum Sri Paduka Raja ke-11 Pangeran Ratu Anum Kusuma Yuda, Minggu (13/8).
Haul tersebut diisi dengan pembacaan Surat Yasin, salawat nariyah, dan tahlil. Acara ini dihadiri Asisten I Setda Kobar Tengku Ali Syahbana, unsur Muspika Kecamatan Arut Selatan, anggota DPRD Kobar, serta para tokoh masyarakat, dan keluarga besar Pangeran Ratu Anum Kusuma Yuda.
Salah seorang juriat Kesultanan Kutaringin, Gusti Kadran, mengatakan bahwa haul sebagai sarana berdoa dan mengingat sejarah para pendahulu. Diharapkan masyarakat jangan sampai melupakan sejarah.
Sementara itu, Masyakin bin Mas Pajri sebagai Ketua Panitia Haul ke 118 Pangeran Ratu Anum Kusuma Yuda menjelaskan, kegiatan ini merupakan agenda tahunan sekaligus wadah silaturahmi seluruh juriat di Kabupaten Kotawaringin Barat.
“Kami melanjutkan kegiatan haul yang telah digagas oleh para sesepuh. Kegiatan ini sebagai moment memanjatkan doa kepada pendahulu kami, sehingga seluruh juriat kumpul di satu titik yakni di Gubah Bosar ini,” ujar Masyakin.
Pangeran Ratu Anum Kusuma Yuda merupakan cucu dari Pangeran Ratu Imanuddin. Ayah dari Pangeran Ratu Anum Kusuma Yuda merupakan putra dari Pangeran Ratu Achmad Hermansyah.
Sementara itu H. Gusti Basri Koordinator Juriat Pangeran Ratu Anum Kusuma Yuda mengharapkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Kobar maupun Provinsi Kalimantan Tengah perihal pembangunan Gubah Bosar. Keberadaannya sebagai saksi sejarah budaya di Bumi Marunting Batu Aji ini.
“Kami berharap Gubah Bosar ini menjadi perhatian pemerintah daerah, sehingga peninggalan para pendiri Kobar tetap terjaga dan dilestarikan. Di Kalimantan Tengah hanya Kabupaten Kotawaringin Barat yang memiliki histori berdirinya kerajaan, dan keberadaan para pendahulu bukan saja milik kami dari kalangan juriat saja, tetapi masyarakat Kalimantan Tengah,” ujar H. Gusti Basri.