SAMPIT – Minimnya penerangan di Stadion 29 Nopember Sampit dan Ikon Jelawat dikhawatirkan menimbulkan dampak negatif. Salah satunya, disalahgunakan untuk berbuat mesum.
“Saya melihat secara langsung ketika kami memantau di Stadion 29 Nopember gelap gulita. Pemerintah harus menyiapkan lampu penerangan untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan,” kata Ketua DPRD Kotim Rinie ketika melakukan penertiban tempat prostitusi berkedok warung kopi, Kamis (4/3) malam.
Kekhawatirannya terbukti setelah mendapati dua remaja di kawasan Ikon Jelawat yang tengah asyik menghirup aroma lem yang dipercaya mampu membuat seseorang nge-fly.
“Saya baru kali ini keluar malam. Kaget, sampai merinding saya melihat anak perempuan yang seperti itu (ngelem). Katanya ada orang tuanya, tetapi kok bisa seperti itu,” katanya.
Wakil Bupati Kotim Irawati yang juga melihat langsung suasana Kota Sampit di malam hari membenarkan bahwa perlu adanya penambahan lampu penerangan. “Ini sesuai dengan visi misi Harati mewujudkan Kotim terang. Ke depannya ini jadi catatan kami, bukan hanya di Jelawat, di Stadion 29 Nopember dan arah ke Bandara H Asan akan saya laporkan ke Pak Bupati. Karena ini berada di tengah kota sehingga penerangan sangat diperlukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” tandasnya. (hgn/yit)