Karena Belum Sempurna, Arwah Tumbal Suramadu Bergentayangan

Arwah Tumbal Suramadu Bergentayangan
Jembatan Suramadu. (Allex Qomarullah/Jawa Pos)

Kejadian tragis di Suramadu konon tidak hanya disebabkan faktor human error. Ada pula campur tangan makhluk gaib. Arwah mereka yang dijadikan tumbal pembangunan jembatan sepanjang 5,4 kilometer itu belum sempurna. Mereka kerap berulah.

ITU bukan urusanmu.” Suara lirih terdengar dari bibir Nyi Chintya Anjani, Ketua Padepokan Tirto Segoro Arum. Tubuhnya terlihat lemas. Sebab, ada sosok Dewi yang merasuki sukmanya. Tim padepokan menyebutnya sebagai mediumisasi. Proses itu berlangsung sekitar 15 menit. Lokasinya di sisi selatan Jembatan Suramadu. Tepatnya di dekat dengan Gudang Peluru, Kedung Cowek.

Dewi diketahui sebagai tetua di Selat Madura. Ribuan tahun sudah ia berada sana. Ia pun marah saat ditanya wujudnya. Namun, ia bersedia menjawab ketika Jawa Pos mengorek di balik beberapa kejadian di Suramadu. Termasuk cerita tentang tumbal untuk pembangunan jembatan penghubung Surabaya dengan Madura tersebut.

Ditemani gerimis tipis, sosok Dewi yang berada di tubuh Chintya bercerita dengan suara lirih. Salah satunya terkait dengan penyebab kecelakaan (laka) dan seringnya peristiwa bunuh diri di sana. ”Bukan saya, itu mereka,” kata Dewi yang merasuki tubuh Chintya.

Baca Juga :  Main di Kandang, Kalteng Putra Wajib Menang di Laga Pertama

Laka beruntun hingga bunuh diri konon disebabkan ulah para arwah yang bergentayangan. Dewi menyatakan bahwa dirinya tidak pernah campur tangan soal itu. Kejadian tersebut disebabkan ulah arwah yang belum sempurna. Total, ada 21 nyawa yang ditumbalkan guna kelancaran pengerjaan Jembatan Suramadu. Mulai anak-anak hingga para pekerja.

Korban tumbal itu ditempatkan di tiga titik. Yakni, sisi Surabaya, bagian tengah jembatan, dan titik masuk Pulau Madura. Setiap lokasi ada tujuh arwah. Mereka ini yang kerap jahil saat ada pengendara yang melintas. Apalagi berkendaranya tidak sopan dan sombong. ”Arwah-arwah ini sering lewat di tengah jalan. Tujuannya, merusak konsentrasi,” ungkap sosok Dewi.

Akibatnya, laka terjadi. Termasuk insiden beberapa bulan kemarin. Kecelakaan beruntun yang menewaskan dua orang. Bukan hanya itu, mereka juga memengaruhi orang yang melintas di Suramadu. Khususnya yang sedang depresi. Tujuannya, mengakhiri hidup di sana.



Pos terkait