Kecelakaan di Perjalanan, Terpaksa Bawa Anak, sampai Pingsan di Tengah Tes

Perjuangan Berat Tenaga Kontrak Mengikuti Seleksi Tahap Kedua (1)

seleksi tahap dua tenaga kontrak
SELEKSI: Salah satu peserta seleksi tenaga kontrak tahap dua Pemkab Kotim membawa anaknya saat mengikuti tes di Gedung Tennis Indoor Stadion 29 November Sampit, Senin (25/7). (YUNI/RADAR SAMPIT )

Para eks tenaga kontrak yang gagal dalam seleksi tahap pertama 23 Juni lalu berjuang keras agar bisa lulus tes tahap kedua yang digelar kemarin (25/7). Sebagian peserta harus melalui perjuangan berat untuk bisa mengikuti tes tersebut.

RadarSampit.com – YUNI PRATIWI, Sampit

Bacaan Lainnya
Gowes

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur menggelar seleksi tenaga kontrak tahap kedua sesuai jadwal di Gedung Tennis Indoor Stadion 29 November Sampit. Bagi sebagian peserta, mengikuti tes itu tak mudah.

Ada yang mengalami kecelakaan dalam perjalanan sebelum sampai ke lokasi tes. Ada juga peserta membawa anak saat ujian berlangsung. Bahkan, ada peserta yang pingsan di tengah seleksi.

Ismawanti, mantan guru kontrak dari Kecamatan Parenggean mengaku mengalami kecelakaan sekitar pukul 05.00 WIB saat dalam perjalanan menuju lokasi tes. Dia harus dibantu panitia agar bisa menjawab soal karena penglihatannya terganggu.

”Mata saya kabur. Kacamata di mobil saat tabrakan tidak tahu di mana, jadi saya tak bisa lihat,” ujarnya.

Baca Juga :  Balap Sepeda Dunia di Palangka Raya 90 Persen Siap Digelar

Musibah yang dialami Ismawanti terjadi saat dia dalam perjalanan menuju Sampit. Saat menaiki tanjakan, tiba-tiba mobil di depannya mengeluarkan asap tebal. Hal itu membuat pandangan suaminya terbatas dan tidak bisa melihat posisi mobil tersebut. Mobil itu tiba-tiba mundur dan mengenai mobil mereka. Dia dan suaminya tak mengalami luka, hanya mobil yang ringsek.

”Mobil di depan mundur. Kena bamper mobil. Mau menghindar, tapi sudah tidak kelihatan karena asap tebal. Gelap sekali,” ujarnya.

Ismawanti mengikuti ujian sambil menggendong anaknya dengan mengenakan baju seadanya. Pasalnya, baju untuk mengikuti tes, sepatu, hingga peralatan tulis tertinggal di mobil yang ringsek setelah kecelakaan itu.

Meski mengalami musibah, Ismawanti tetap memaksakan ikut tes. Pasalnya, saat dia akan menghubungi panitia terkait insiden yang dialami, dia tidak menemukan ponselnya. Ponsel lain tidak bisa digunakan karena baterainya drop.

Ismawanti bisa sampai ke lokasi seleksi setelah dijemput rekan kerja suaminya yang mau mengantarkan ke Sampit. Dengan perjuangan yang telah dia lalui, Ismawanti berharap bisa lulus dan kembali mengajar di SMPN 2 Parenggean. Dirinya telah mengabdi di sekolah tersebut sejak tahun 2008.



Pos terkait