Membantu sesama manusia dalam bentuk sedekah uang atau barang merupakan perbuatan baik yang bernilai ibadah. Namun, berbagi rezeki itu sebaiknya tidak pada pengemis. Masyarakat yang memberi uang atau barang kepada pengemis justru bisa dikenakan sanksi administratif, denda, hingga ancaman pidana.
HENY-radarsampit.com, Sampit
Aktivitas sejumlah pengemis di Sampit sebagian dilakukan perempuan. Ironisnya, mereka sambil membawa balita dan anak-anak yang mengemis dengan modus mengamen. Aksi itu dilakukan di perempatan Jalan Yos Sudarso-Jenderal Ahmad Yani.
Pengamatan Radar Sampit, kegiatan tersebut sudah dilakukan cukup lama selama bertahun-tahun oleh pengemis yang sama. Ada juga pengemis baru yang mencoba peruntungan.
Para peminta itu sempat tiarap setelah ditertibkan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Kotim dan Dinsos Kotim. Namun, selama sepekan ini, mereka kembali dan kian menjamur, memanfaatkan momentum Ramadan yang dikenal dengan bulan penuh kebaikan, penuh berkah, dan penuh ampunan.
Setiap melewati traffic light di Jalan Jenderal Ahmad Yani-Yos Sudarso, banyak pengendara yang lewat iba dan prihatin dengan anak-anak yang mengamen tanpa menunjukkan kemampuannya. Ketika diminta menyanyi dan memainkan gitar pun semua dilakukan asal-asalan. Mengamen bukan menjadi tujuan utama, karena yang mereka inginkan hanyalah uang.
Kepala Satuan Pamong Praja (Satpol PP) Kotim Fuad Shidiq melalui Kepala Bidang Penegakan Perundang-undangan Daerah Satpol PP Kotim Sugeng Riyanto mengatakan, para pengamen itu telah ditertibkan pada 24 Maret lalu. Pihaknya mengamankan 13 orang, terdiri dari ibu 3 orang, balita 2 orang, anak-anak 6 orang, dan remaja 2 orang.
”Pengamen ini sudah meresahkan masyarakat dan menganggu arus lalu lintas yang setiap sore berkeliaran di sekitar traffic light bangunan KNPI. Apalagi selama sebulan ini ada Pasar Ramadan, jalanan di sekitar Taman Kota Sampit dan Jalan A Yani-Yos Sudarso selalu padat pengendara,” ujarnya.
Menurutnya, aktivitas mengemis bukan lagi dilakukan orang-orang yang kehidupan ekonomi terdesak. Tetapi, sudah menjadi pekerjaan yang mendarah daging yang dilakukan turun-temurun oleh salah satu keluarga pengemis.