Ketika Warga Desa Kubu di Kobar Gelar Aksi Demonstrasi

Diikuti Kaum Ibu Desak Kades Mundur, Menuai Tanggapan Beragam

demo desa kubu
AKSI: Ibu-ibu warga Desa Kubu turut serta dalam aksi menuntut Kades Kubu Saparudin mundur dari jabatan, Senin (1/6/2024) di kantor desa setempat. (Istimewa)

Puluhan warga Desa Kubu, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menggelar aksi demo di kantor desa setempat, Senin (10/6/2024). Sebagian dari massa aksi itu merupakan kaum ibu.

KOKO SULISTYO, Pangkalan Bun | radarsampit.com

Bacaan Lainnya
Gowes

Sejumlah tuntutan disampaikan dalam aksi yang digelar di tengah antre jatah beras di Kantor Desa Kubu. Warga mengajukan mosi tidak percaya atas kepemimpinan Kades Kubu Saparudin lantaran kinerjanya dinilai tidak promasyarakat.

Terutama terkait keberpihakan kepala desa kepada perusahaan pertambangan silika yang beroperasi di desa tersebut. Beberapa waktu lalu, sejumlah sopir truk pengangkut hasil tambang juga menggelar aksi demo karena upah untuk mengangkut pasir silika yang terlalu kecil. Kebijakan itu dituding sebagai upaya menyingkirkan angkutan truk kecil secara perlahan.

Dalam demo damai yang digelar warga desa tersebut diwarnai orasi oleh beberapa perwakilan masyarakat. Intinya, kades diminta mengundurkan diri. Apalagi kades bersangkutan masih menyandang status tersangka dalam kasus agraria.

Baca Juga :  Diduga Korupsi, Mantan Kades Ini Berkelit, Diduga Dilindungi Keluarga

Aksi tersebut mendapat tanggapan beragam dari masyarakat. Salah satunya Inar, yang mengatakan tidak ada kepentingan ikut demo yang dinilai tidak mewakili suara masyarakat secara keseluruhan.

”Kalau saya sih netral dan saya lihat kades memimpin bagus saja. Kalau ada warga yang meminta mundur juga wajar, karena pendapat masing-masing berbeda. Kalau saya tidak ada masalah dengan kepemimpinan kepala desa,” ujarnya.

Menurutnya, masyarakat yang demo berasal dari RT 08, RT 02, dan 03. Kebanyakan mereka yang ada kepentingan terhadap kebijakan perusahaan terhadap angkutan pasir silika.

Pandangan serupa disampaikan Ian, yang lebih berharap menyampaikan aspirasi dengan lebih elegan, bukan dengan demo. Namun demikian, ia setuju apabila kades diberikan syok terapi dan harus berubah lebih baik dalam memimpin.

Dia juga menegaskan, aksi demo tidak mewakili sepenuhnya kepentingan masyarakat. Diduga ada agenda yang bermuatan kepentingan tertentu.

”Sepakat bila ada syok terapi untuk kades agar memimpin lebih baik, tetapi tidak dengan aksi demo. Ada cara lebih elegan,” katanya.



Pos terkait