KPPS di TPS 10 Baamang Hilir Tegaskan Tak Ingin Warga Golput

Bawaslu Kotim Selidiki Fakta KPPS Diduga Melakukan Pelanggaran

pemilu ilustrasi
ilustrasi pemilu

SAMPIT, radarsampit.com – Dugaan pelanggaran pemilu di TPS 10 Kelurahan Baamang Hilir RT 10 RW 2 Jalan Teluk Rindang kembali mencuat. Sejumlah pihak mendesak dilakukan pemungutan suara ulang (PSU) di TPS tersebut.

Setelah ramai video berdurasi 12 detik yang menyorot Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 10, Jumat (16/2) lalu. Muncul lagi video yang beredar dengan pemilik video berbeda yang kian menyudutkan Ketua KPPS setempat.

Bacaan Lainnya

Ketua KPPS TPS 10 Kelurahan Baamang Hilir Hendrawansyah membenarkan yang disorot dalam video tersebut dirinya. Namun, ia hanya mengawasi petugas Linmas yang memasukkan surat suara.

”Saya mengawasi petugas Linmas saat memasukkan surat suara pemilih, karena surat suara itu tidak benar-benar masuk ke dalam kotak suara. Makanya saya dorong ke dalam menggunakan jari, seolah-olah di video itu saya yang memasukkan surat suaranya. Padahal tidak,” tegas Hendrawansyah, Minggu (18/2/2024).

Hendrawansyah menjelaskan kondisi yang sebenarnya terjadi pada hari pemungutan suara 14 Februari 2024 lalu, ramai warga mengantre untuk pencoblosan.

Baca Juga :  Hari Ini, Mensos Bakal Tinjau Banjir di Kalteng

”Banyak warga yang mengantre mengeluh kepanasan, tidak sabaran ingin segera mencoblos, mendesak kami KPPS untuk disediakan bilik suara lagi. Karena desakan warga dan disetujui saksi dan pengawas TPS, satu ruang tamu rumah milik warga yang berada di depan TPS dijadikan bilik suara. Di dalamnya ada tiga saksi dari total 7 saksi yang hadir di TPS,” katanya.

Hendra mengakui menyalahi aturan menambah bilik suara di luar TPS yang telah ditentukan. Namun, ia hanya tak ingin ada warganya tidak menggunakan hak pilihnya.

Untuk diketahui, Di TPS 10 Baamang Hilir ada 279 daftar pemilih tetap (DPT) dan 141 warga yang hadir menggunakan hak suaranya ditambah ada 8 orang yang masuk dalam daftar pemilih tambahan (DPTb).

”Warga yang mengantre menunggu di luar sudah tidak sabar kepanasan. Bahkan ada delapan orang yang ingin pulang saya larang, karena saya tidak ingin warga kami golput (golongan putih), tidak menggunakan hak suaranya,” tegasnya.



Pos terkait