Lipstik Belepotan, Permak Wajah Langsung dengan Tangan

Saat Para Suami Warga Kompleks Anggur Unjuk Bakat Hias Wajah Istri

lomba suami hias wajah istri
BIKIN KETAWA: Salah satu pasutri peserta lomba menghias wajah yang digelar warga Kompleks Anggur, Minggu pagi (14/8).

Jika selama ini berhias lazimnya dilakukan sendiri oleh para wanita, akan jauh berbeda hasilnya jika menggunakan jasa orang lain yang sama sekali belum pernah memegang peralatan make up. Kondisi ini yang terjadi saat para suami menghias wajah istrinya dalam sebuah lomba.

radarsampit.com

Bacaan Lainnya

PERALATAN make up yang dipersiapkan satu per satu dibagikan kepada tiga pasangan suami istri (pasutri)  yang duduk di kursi plastik berwarna hijau. Minggu pagi itu, cuaca cukup terik. Ketiga pasutri itu tampak pasrah duduk berjemur di jalan beraspal, seolah sedang mendapat hukuman.

Seorang panitia berjalan perlahan menuju peserta paling pojok kiri. Tangannya membawa sehelai kain tipis berwarna cokelat. ”Maaf Pak Lurah, matanya ulun tutup pakai kain,” ucapnya kepada peserta yang ternyata Lurah Mentawa Baru Hilir Rita Purwanto.

Dalam hitungan detik, mata Pak Lurah sudah tertutup kain. Sementara sang istri yang berada di depannya dan dalam posisi duduk hanya bisa tersenyum sambil memegang peralatan make up.

Kedua peserta lainnya juga mendapat perlakukan yang sama. Warga yang sudah berkerumun di sekitar lokasi mulai mendekati ketiga pasutri tadi. Seolah ingin melihat lebih dekat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Baca Juga :  Ratusan Kayu Tak Bertuan Dipolice Line

”Mohon maaf! Untuk warga jangan terlalu dekat, biar peserta tidak terganggu,” ucap panitia lewat alat pengeras suara.

Ketiga pasutri itu merupakan peserta lomba menghias wajah yang digelar warga Kompleks Anggur, Kelurahan Mentawa Baru Hilir, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, dalam rangkaian Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia.

Dari sekian banyak lomba yang digelar, lomba menghias wajah menyedot banyak perhatian warga. Sebab, yang bertugas menghias adalah suami, sementara istri menjadi objek kreasi suami.

”Setiap peserta matanya harus ditutup. Istri hanya boleh ngasih arahan dan tidak boleh membantu menggunakan tangan. Biarkan para suami yang bertugas menghias wajah ibu-ibu semua,” ucap panitia menjelaskan aturan menggunakan pengeras suara.

Begitu tanda lomba dimulai, keseruan pun dimulai. Arahan istri seolah tak berarti. Para suami menghias sesuai kemauannya. Saat menghias alis mata, tangan para suami tampak kaku. Pensil alis tidak mengikuti aliran alis mata. Beberapa di antaranya meliuk-liuk keluar jalur.

Pos terkait