Lokasi Eks Pasar Saik Nanga Bulik Terbengkalai

utama kecil
SEMRAWUT: Lahan yang pernah jadi lokasi Pasar sayur dan ikan (saik) di Kota Nanga Bulik, dan kondisinya sekarang tak terawat. (Ria/Radar Sampit)

NANGA BULIK, radarsampit.com – Pasar sayur dan ikan (saik) Nanga Bulik di Kabupaten Lamandau,  yang terletak di tepian Sungai Lamandau memiliki sejarah tersendiri.

Pasar ini berada di kampung tua Kota Nanga Bulik dan jadi saksi sejarah sebagai penggerak roda perekonomian masyarakat sejak Kabupaten Lamandau belum berdiri atau masih berstatus kecamatan.

Bacaan Lainnya

Namun karena dianggap sudah tidak layak lagi karena beberapa kali terendam banjir dan mengalami kerusakan, pemerintah akhirnya melakukan pembongkaran beberapa tahun yang lalu. Dan seluruh pedagang juga direlokasi ke pasar induk Nanga Bulik yang baru selesai dibangun tahun 2021 .

Kendati demikian, pembongkaran tersebut tampaknya hingga kini masih menuai pro dan kontra. Sejumlah warga  menilai pembongkaran pasar tersebut belum diperlukan dan tidak ada urgensinya, mengingat kondisi pasar masih layak digunakan leh warga untuk kegiatan berdagang sehari-hari.

Baca Juga :  Warga Kumai Kena Gendam Sepulang dari RSSI Pangkalan Bun

Selain itu keberadaan pasar tradisional tersebut memiliki sejarah perdagangan di Kabupaten Lamandau, sejak dahulu yang tentunya harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Lahan tersebut kini terkesan terbengkalai dan kumuh.

“Seharusnya kemarin jangan dibongkar, biarkan saja, masih ada gunanya (manfaatnya), dari pada seperti sekarang, mau dipakai untuk apa juga tidak jelas malah terbengkalai,” kata salah seorang warga sekitar di kawasan eks pasar tradisional, RT 7 Nanga Bulik yang enggan disebutkan namanya.

Saat ini bangunan pasar yang sudah dibongkar tersebut terkesan terbengkalai, bahkan puing-puing beton sisa pembongkaran masih berhamburan di lokasi eks pasar tradisional tersebut. Terlihat pula beberapa lapak pedagang kaki lima mendirikan tenda di lokasi tersebut,  untuk berjualan sayur dan ikan.

Beberapa  pedagang mengaku menolak untuk direlokasi ke pasar baru dan memilih bertahan di lokasi awal. Lantaran pasar modern yang dibangun pemerintah sepi pembeli dan letaknya yang jauh dari keramaian.

Saat ini, banyak pedagang yang telah direlokasi ke pasar baru kini memilih berjualan diluar agar tidak bangkrut.



Pos terkait