SAMPIT, radarsampit.com – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor berharap dapat memaksimalkan Kecamatan Teluk Sampit sebagai kawasan lumbung padi.
“Kecamatan Teluk Sampit adalah lumbung padi Kotim. Ada perhatian pemerintah pusat, provinsi, termasuk pemerintah kabupaten, agar betul-betul bisa menjadi lumbung padi,” kata Halikinnor.
Dirinya melihat selama ini kondisi lahan pertanian di kawasan tersebut belum maksimal. Masih banyak kekurangan baik irigasi primer, sekunder, tersier, dan pintu air. Jalan usaha tani juga perlu diagregat, agar akses mobil lancar.
Luas lahan di Kecamatan Teluk Sampit untuk musim tanam Oktober Maret 2023-2024 sejumlah 3.260 hektare. Saat ini sudah mulai memasuki musim panen padi.
Berdasarkan perhitungan produktivitas rata-rata minimal 3,5 ton per hektare maka potensi gabah kering panen yang dihasilkan untuk dikeringkan menggunakan vertikal dryer sebesar 11.410 ton.
“Jadi yang tanam saat ini cukup banyak,” imbuhnya.
Halikinnor menyebut bahwa hal tersebut merupakan catatan dan menjadi PR bagi siapapun yang menjadi pemimpin Kotim nantinya.
“Siapapun nanti bupatinya saya yakin bisa lebih maksimal. Kalau masih seperti ini saja, tidak akan maju. Infrastruktur banyak kekurangannya, yang terpenting adalah jalan usaha taninya,” tandasnya.
Halikinnor ingin hasil pertanian bisa memiliki hak paten, seperti beras Siam Epang Sampit yang mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM pada 2022 lalu.
Untuk memaksimalkan semua potensi tersebut diperlukan peran serta semua pihak, baik pemerintah daerah, dunia pendidikan, maupun pelaku usaha untuk meningkatkan kesadaran bahwa kekayaan intelektual menjadi salah satu potensi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian suatu daerah.
“Kita ada pabrik yang langsung jadi beras, dan itu sudah jalan. Jadi coba nanti kita buat hak patennya, seperti Siam Epang. Harapan kita betul-betul Kecamatan Teluk Sampit dan Mentaya Hilir Selatan bisa menjadi lumbung padi,” tutupnya. (yn/yit)