Pengabdian Paripurna Seorang Prajurit TNI Generasi ’45

Widjojo Soejono`
Jenderal (Purn) H Widjojo Soejono

SAMPIT, RadarSampit.com – Musirawas Group sedang berduka. Pendiri sekaligus pemilik perusahaan Musirawas Group Jenderal (Purn) H Widjojo Soejono wafat pada usia 94 tahun di Jakarta pada Rabu (11/5). H Widjojo Soejono meninggalkan lima anak, yakni Enny Lukitaning Diah, Wedhia Purwaningsih, Ariyati Sihwarini, Hardini Surjaningsih, dan Budhi Soejono. Kabar duka tersebut dibenarkan oleh Kepala Bagian Humas Musirawas Group Anwaryono saat dikonfirmasi Radar Sampit, Rabu (11/5) pagi.

Adapun H Widjojo meninggal dunia pada usia 94 tahun karena sakit. Ia meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu. Rumah duka berada di Jalan Karang Asem 1, Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setia Budi, Jakarta Selatan. Jenazah dimakamkan di Taman Makan Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu siang.

Bacaan Lainnya

Semasa kondisinya masih sehat, H Widjojo Soejono sering kali Kabupaten Kotawaringin Timur dan Seruyan untuk berkunjung ke Musirawas Group, yakni PT Uni Primacom, PT Musirawas Citraharpindo, PT Sumur Pandanwangi, dan PT Hutanindo Agro Lestari. Perusahaan tersebut kini di bawah kendali anak dan cucu Widjojo Soejono.

Meski jajaran komisaris dan direksi dipegang oleh anggota keluarga, namun manajemen perusahaan tetap dijalankan secara profesional. H Widjojo Soejono sekeluarga juga sering bersilaturahmi dan bercengkrama dengan para manajer dan karyawan pada momen-momen tertentu.

Baca Juga :  Jalan Ayawan-Rantau Pulut Rusak, Dinas PU Seruyan Diminta Tanggap

Di mata para karyawan, H Widjojo Soejono merupakan sosok yang selalu mendengarkan dengan hati dan memiliki komitmen serta kerendahan hati dalam memimpin perusahaan.

”Pak Widjojo seorang pemimpin yang memiliki dedikasi tinggi, rela berkorban, dan bisa mengayomi bawahan. Beliau juga dapat memberikan contoh yang terbaik bagi anak buah yang dipimpinnya, bukan hanya  memberi perintah. Nilai nilai kepemimpinan yang dimilikinya juga ditanamkan kepada para penerusnya,” ujar Anwaryono.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Sampit, H Widjojo Soejono dilahirkan di Tulungagung, Jawa Timur, pada 9 Mei 1928. Putra dari pasangan Martodidjojo dan Roesmirah ini  mengawali pengabdian di dunia kemiliteran melalui pendidikan perwira tentara sukarela Pembela Tanah Air (PETA) di masa akhir pendudukan tentara Jepang sebagai Shoodancho, pangkat setara Perwira Pertama pada 1 Juni 1945.  Selanjutnya, ketika PETA dibubarkan pada 19 Agustus 1945, dia bergabung dengan seorang senior bernama Suharjo, mantan Chudancho yang membangun Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Kota Surabaya, dan merupakan cikal bakal dari Resimen 1 Divisi VI di kemudian hari dikenal dengan Resimen 33 Divisi Brawijaya.



Pos terkait