Pengerukan Pakai Alat Berat Terkendala Penyempitan Sungai

normalisai drainase
NORMALISASI: Alat berat dikerahkan melakukan normalisasi saluran drainase di Sei Baamang, Senin (13/11/2023). (istimewa/radar sampit)

SAMPIT, radarsampit.com – Lebih sebulan petugas operator alat berat ekskavator amphibi Dinas Pekerjaan Umum, Penataan ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PUPRPRKP) Kotawaringin Timur menangani pengerukan drainase di sepanjang Sei Baamang. Normalisasi terkendala menyempit sungai, sehingga pengerukan harus dilakukan manual.

”Pengerukan masih terus dikerjakan. Saat ini sudah sampai belakang Jalan Tidar, masuk Jalan Langsat 4. Penanganan yang sudah dikerjakan mencapai 1.660 meter,’’ kata Kaspulzen Heriyanto, Plt Kepala Dinas PUPRPRKP Kotim, Selasa (14/11).

Bacaan Lainnya

Normalisasi dikerjakan sejak 26 September lalu. Alat berat senilai Rp5,3 miliar diceburkan ke sungai, mulai dari Sungai Kalibaru Jalan Menteng ujung belakang Citimal ke arah Sei Baamang.

”Normalisasi rencananya akan dikerjakan tuntas sampai ke saluran drainase dekat Puskesmas Baamang II. Setelah Sei Baamang selesai, kami akan lanjutkan lagi normalisasi di Sei Mentawa. Beberapa minggu lalu, normalisasi saluran Sei Mentawa sudah dikerjakan secara manual, menurunkan sejumlah petugas untuk membersihkan rumput dan gulma yang menutup dan menghambat saluran drainase,” katanya.

Baca Juga :  Pemkab Kotim Siapkan Tiga Alternatif Lokasi Pasar Ramadan

Kaspul mengatakan, ada beberapa titik yang tak dapat dilewati ekskavator amphibi karena alur saluran drainase mengalami penyempitan. ”Lebar saluran drainase Sei Baamang ada yang sempit dan mengalami pendangkalan, sehingga ada beberapa titik dikeruk manual. Dikira masyarakat sekitar mungkin membuka saluran drainase baru, padahal tidak. Kami hanya melakukan pengerukan dan melebarkan saluran,’’ ujarnya.

Normalisasi saluran dilakukan sebagai upaya pencegahan banjir saat musim hujan. Diharapkan pembersihan saluran Sei Baamang dan Mentawa dapat mengatasi permasalahan banjir di Sampit.

”Normalisasi saluran drainase dianggarkan melalui dana pemeliharaan rutin. Sebenarnya Sei Baamang sepanjang enam kilometer direncanakan dianggarkan Rp500 juta, namun karena kendala di anggaran, rencana itu tidak jadi, sehingga hanya dikerjakan menggunakan dana pemeliharaan rutin. Karena tidak berkontrak, tidak ada batasan tenggat waktu pengerjaan. Apabila pekerjaan tidak selesai sampai akhir tahun, masih bisa dilanjutkan tahun depan,” katanya. (hgn/ign)



Pos terkait