RadarSampit.com – Turunnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit membuat petani mulai pesimistis dan pasrah. Sudah hampir sepekan terakhir harga di tingkat petani hanya Rp 650.
=================
Rendahnya harga sawit membuat para petani enggan memanen buahnya. Dengan harga tersebut, petani tidak akan mendapat apa-apa. Bahkan hasil panen tidak cukup untuk upah pemanen dan pengangkut.
“Sudah dua pekan ini tidak dipanen. Gimana lagi, lebih mahal sebiji pentol daripada sawit,” ungkap Fuad, salah satu warga Desa Mekar Mulya, Kabupaten Lamandau.
Akibatnya buah banyak yang dibiarkan membusuk di pohon. Petani memilih mencari pekerjaan sampingan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti bertukang atau memancing.
Mereka tidak peduli lagi dengan risiko pohon yang akan rusak jika buah dibiarkan matang dan membusuk di pohon tanpa dipanen.
Langkah petani membiarkan sawit busuk di pohon juga berdampak terhadap para buruh panen. Mereka menganggur karena jasanya tidak terpakai.
“Kami buruh panen juga menganggur. Sepi panggilan. Tiap hari mancing, lumayan bisa untuk lauk,” ucap Nanto, pekerja panen dan muat sawit.
Kini mereka hanya berharap pemerintah benar-benar bisa memulihkan harga sawit di tingkat petani. Ada ribuan petani dan buruh sawit yang hidupnya bergantung pada sektor perkebunan sawit ini.
Hal serupa dialami petani sawit di Kabupaten Kotawaring Barat. Mereka terancam bangkrut karena tak mampu membiayai operasional kebun saat harga sawit Rp600 per kilogram.
Menyikapi kondisi tersebut, anggota Komisi IV DPR RI Bambang Purwanto mendesak agar pemerintah segera turun tangan guna mengatasi anjloknya harga buah kelapa sawit di tingkat petani mandiri.
Ia khawatir bila hal itu terus berlarut maka akan berdampak terhadap kelangsungan usaha perkebunan masyarakat dan petani akan gulung tikar.
“Peran pemerintah sangat dibutuhkan mengatasi persoalan ini, pemerintah harus mampu mengatur agar kebijakannya tidak merugikan petani kecil, kalau kondisi terus begini petani terancam bangkrut massal,” tandasnya Senin (11/7).